Risma Menangis dan Bersujud ke IDI: Saya Tak Pantas Jadi Wali Kota

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berjalan di dekat mobil laboratorium COVID-19 saat tes cepat (Rapid Test) COVID-19 massal di Lapangan Hoki, Jalan Dharmawangsa, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (20/6/2020).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Didik Suhartono

VIVA – Sorotan kembali tertuju kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma. Musababnya, ia mendadak bersujud dua kali sambil menangis di hadapan pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur dan Surabaya saat beraudiensi di Balai Kota Surabaya pada Senin, 29 Juni 2020.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Risma tiba-tiba bersujud setelah mendengarkan keluhan dari Ketua Penere RSU dr Soetomo Surabaya, Sudarsono, yang menyampaikan bahwa rumah sakitnya overload pasien Covid-19 dan masih banyak warga yang tidak mematuhi protokol kesehatan.

Risma merespons itu dengan mengatakan bahwa pihaknya selama ini tidak bisa berkomunikasi dengan pihak RSU dr Soetomo terkait penanganan Covid-19. Ia mengaku berkali-kali coba berkomunikasi, namun hasilnya nihil. “Kami tidak terima. Karena kami gak bisa masuk kesana (RSU dr Soetomo untuk komunikasi),” katanya.

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Baca juga: Pembelaan Risma setelah Kasus Corona Surabaya Disorot Jokowi

Tidak hanya kesulitan berkomunikasi, Risma juga mengaku bahwa bantuan alat pelindung diri (APD) dari Pemerintah Kota Surabaya pernah ditolak oleh manajemen rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu.

IDI Tegaskan Dokter Tak Boleh Jadi Influencer Sampai Promosikan Produk Kesehatan

“Tolonglah kami, jangan disalahkan terus. Apa saya rela warga saya mati, kita masih ngurus orang meninggal sampai jam tiga pagi, yang warga bukan Surabaya kami masih urus. Saya memang goblok, saya enggak pantas jadi wali kota,” ucap Risma sambil menangis.

Dalam audiensi tersebut, Ketua Pinere RSU dr Soetomo, Sudarsono menyampaikan bahwa saat ini yang penting dilakukan adalah menangani RS rujukan yang overload. Kata dia, hal yang paling penting adalah pengaturan secara proporsional untuk yang sudah waktunya keluar. “Ada proporsi yang seimbang antara yang sudah waktunya keluar,” katanya ditemui wartawan di tempat yang sama.

Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Dewan Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI) José Manuel Barroso.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Ketua Dewan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI), Jose Manuel Barroso berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dengan Indonesia dalam upaya memperkuat imunisa

img_title
VIVA.co.id
7 Desember 2024