Update Corona 28 Juni: Tambah 1.198 Kasus, Terbanyak dari Jawa Timur
- BNPB
VIVA – Juru Bicara Khusus Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyampaikan terdapat penambahan kasus positif baru virus corona sebanyak 1.198 kasus per Minggu 28 Juni 2020. Sehingga total kasus pasien positif sebanyak 54.010 kasus.
"Hasil pemeriksaan hari ini positif meningkat sebanyak 1.198 kasus, sehingga totalnya menjadi 54.010," kata Yuri dalam konferensi pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Ia menambahkan sebaran hasil pemeriksaan pada Jawa Timur tercatat 330 kasus baru, Sulawesi Selatan tercatat 192 kasus baru, Jawa Tengah 188 kasus baru, DKI Jakarta 125 kasus baru. Lalu Kalimantan Selatan melaporkan 73 kasus baru.
"20 provinsi hari ini melaporkan kasus di bawah 10. Dan 9 provinsi melaporkan tanpa ada penambahan kasus sama sekali. Beberapa penambahan kasus yang cukup signifikan yaitu dari provinsi Papua melaporkan 26 kasus baru," kata Yuri.
Sementara, penambahan pasien yang sembuh yakni bertambah sebanyak 1.027 orang, sehingga total yang sembuh sudah mencapai 22.936 orang. Kemudian untuk kasus pasien Covid-19 yang meninggal, bertambah sebanyak 34 orang sehingga totalnya menjadi 2.754 orang.
Yurianto menjelaskan, saat ini kasus ODP yang dipantau dan sudah sebagian besar dipantau oleh pemerintah yakni sebanyak 47.658 orang. Sementara, data PDP-nya mencapai sebanyak 14.712 orang. Data itu berasal dari 448 kabupaten/kota, yang telah terdampak di 34 provinsi.
Yurianto menuding, masih terjadinya penambahan kasus positif menggambarkan bahwa disiplin dan kepatuhan untuk melaksanakan protokol kesehatan, masih belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat.
"Artinya, masih ada orang yang terkonfirmasi positif, tapi tidak mengisoloasi diri dengan baik," ujar Yurianto.
Dia memastikan, saat ini masih ada upaya tracing dari kasus positif yang belum bisa diperiksa laboratorium, dan belum bisa mengisolasi diri dengan baik. Selain itu, masih ada juga kelompok rentan yang tertular karena tidak patuh menjaga jarak, tidak menggunakan masker, dan tidak rajin mencuci tangan.
Yurianto menjelaskan, tempat-tempat yang rawan terjadi penularan Covid-19 itu misalnya adalah di kantor, dimana harus diperhatikan betul soal pengaturan tempat kerja supaya para pekerjanya bisa tetap melakukan physical distancing.
Kemudian di pasar yang juga rawan terjadi penularan Covid-19, sehingga para tim di masing-masing Gugus Tugas Daerah harus melakukan pengaturan protokol kesehatan, guna menertibkan para pedagang dan pembeli agar mematuhinya secara ketat.
Demikian juga di rumah makan, atau di warung. Dengan mulai banyaknya aktivitas yang dilakukan masyarakat di perkantoran, maka jam makan siang harus diperhatikan dengan seksama agar bagaimana tidak terjadi kerumunan di tempat makan, patuh menjaga jarak, serta menggunakan masker dan mencuci tangan.
"Oleh karena itu saudara-saudara sekalian, kita harus pintar-pintar menjaga diri, kebersihan, dan mencari cara agar tetap aman dari penularan Covid-19 ini," kata Yurianto.
"Sekali lagi, mari dengan bergotong royong kita hadapi dan tanggulangi bersama penyebaran Covid-19 ini," ujarnya.