Sandiaga Uno dan Relawan Salurkan Ribuan Alkes Lawan Corona ke RSPI

Sandiaga Uno Memberikan 4.600 Alat Kesehatan ke RSPI Sulianti Saroso
Sumber :

VIVA – Melalui kelompok relawan yang dibuatnya, Relawan Indonesia Bersatu (RIB) Lawan Covid-19, Sandiaga Uno kembali memberikan bantuan. Kali ini, sebanyak 4.600 alat kesehatan untuk tenaga medis di RSPI Sulianto Saroso Jakarta, disalurkannya pada Kamis 25 Juni 2020. Ia mengatakan, ini sebagai bentuk membantu perjuangan para tenaga medis dalam melawan pandemi Covid-19.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Sandiaga sebagai ketua umum RIB mengatakan penyerahan alat kesehatan itu karena pihaknya dan masyarakat ingin turut memberikan support. Terutama para tenaga medis yang berada di rumah sakit yang merawat langsung masyarakat yang terinfeksi Covid-19.

Turut hadir dalam penyerahan alat kesehatan itu yakni Walikota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko, Kapolres Jakarta Utara Kombel Polisi Budhi Herdi Susianto, Dandim 0502 Jakarta Utara Kolonel Kav Tri Handaka dan Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Dr. Mohammad Syachril, SpP, MPH. 

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

"Saat ini, perjuangan melawan Covid-19 tengah memasuki titik-titik yang sangat menentukan. Oleh karena itu, Relawan Indonesi Bersatu Lawan Covid-19 dengan dukungan dari semua lapisan masyarakat berkontribusi dalam memberikan sumbangan Alat Pelindung Diri (APD) dan alat kesehatan kepada RSPI Sulianti Saroso. Sebab, di rumah sakit ini adalah episentrum perjuangan melawan Covid-19,” ujar Sandiaga Uno, dalam keterangannya yang diterima VIVAnews, Kamis 25 Juni 2020.

Baca juga: Rhoma Irama Batalkan Rencana Konser di Bogor

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Bantuan itu berupa 500 pcs surgical mask, 2.500 wellday mask adult, 1.000 sritex gloves, 250 wellday hazmat ukuran kecil, 350 wellday hazmat ukuran besar dengan total 4.600 pcs. Politisi Partai Gerindra itu mengakui, perjuangan para tenaga medis ini cukup berat.

“Kasus Covid-19 terberat berada di rumah sakit ini. Untuk itu, kami berikan apresiasi kepada seluruh tim dokter dan tenaga medis RSPI Prof.Dr. Sulianti Saroso yang telah berjuang di garda terdepan sekaligus menjadi benteng terakhir perlawanan Covid-19,” katanya.

Perjuangan melawan Covid-19 saat ini belum selesai. Tenaga medis maupun masyarakat, menurutnya tetap harus waspada adanya gelombang kedua penyebaran virus ini. Maka perlu bersatu dan bersama-sama dalam memotong mata rantai penyebarannya. Bantuan yang diberikan ini, menurutnya termasuk salah satu cara melawan corona itu.

“Insya Allah dalam beberapa bulan kedepan yang menjadi waktu yang sangat strategis untuk memetakan mengalahkan COVID-19. Kita juga harus hati-hati terhadap penyakit-penyakit non COVID-19 yang lainnya bahwa kita jangan lengah dan harus tetap waspada. Jangan lengah dan kita perlu belajar dari pandemi-pandemi sebelumnya. Ini bukan pandemi pertama dan juga bukan pandemi terakhir,” kata Sandiaga.

Ia mengatakan, adanya bantuan ini tak terlepas dari koordinasi antara pemerintah pusat, RIB dan Gugus Tugas. Juga dunia usaha yang turut memberikan bantuan. Sandiaga mengatakan, bantuan serupa juga diberikan untuk rumah sakit yang berada di zona merah penyebaran Covid-19.

"Sebelumnya, kami di Relawan Indonesia Bersatu Lawan Covid-19 juga telah melakukan rapid test massal di beberapa titik di DKI Jakarta. Kami akan terus melakukan 3 T (Testing, Tracing dan Threating) dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini,” katanya.

Di tempat yang sama, Direktur Utama RSPI Mohammad Syachril mengapresiasi langkah relawan ini dalam membantu tenaga medis dalam melawan Covid-19. Selain peran tenaga medis, menurutnya kesadaran masyarakat yang harus muncul juga dalam memotong mata rantai penularan.

“Saat ini, kami di RSPI Prof. Sulianti Saroso telah merawat 340 pasien Covid-19. Ada 28 pasien yang masih dirawat di sini. Secara total, kami sudah melayani hampir 2.700 pasien Covid-19. Dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk memasuki era new normal dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” kata Syachril.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya