RSI Surabaya Akui Salah di Kasus Jenazah Tertukar
- VIVAnews/Nur Faishal
VIVA – Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya mengakui ada prosedur yang terlewatkan dalam proses pemulasaraan sehingga terjadi insiden jenazah tertukar, seperti terekam dalam video dan tersebar di grup-grup WhatsApp di Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu, 24 Juni 2020.
Video memperlihatkan tim pemulsaraan tengah membawa kembali peti jenazah di TPU Pagesangan, Kecamatan Jambangan, Surabaya, pada Rabu pagi. Jenazah dibawa kembali karena tertukar. Semestinya, jenazah berjenis kelamin laki-laki, tapi yang datang dan hampir dikubur ialah jenazah wanita, dengan alamat lain kecamatan.
Juru bicara RSI Surabaya, Budi Setyanto menjelaskan pada Rabu memang terdapat dua pasien yang meninggal dunia, satu laki-laki dan satu wanita. Nah, kealpaan terjadi ketika proses serah terima jenazah ke ambulan.
"Ada satu prosedur yang terlewatkan sama teman-teman," katanya dihubungi wartawan melalui telepon genggam.
Tindakan yang terlewatkan itu, lanjut Budi, yaitu tim tidak mengecek identitas jenazah terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam ambulan. "Mestinya pada saat jenazah itu diserahterimakan ke ambulan, ada identifikasi jenazah yang ada di peti yang tidak dibaca," ujarnya.
Karena itulah jenazah laki-laki yang seharusnya dibawa ke TPU Pagesangan, malah tim membawa jenazah wanita yang di peti tertulis warga Kecamatan Wonocolo. Budi mengatakan, masalah itu sudah selesai dan pihak keluarga tidak mempersoalkan setelah diberi penjelasan. "Ini menjadi koreksi (pihak RSI Surabaya)," ucap Budi.
Sebelumnya, sepupu almarhum, Amir Mahmud, mengatakan bahwa pihak keluarga meminta tim pemulasaran membawa kembali jenazah yang hampir dikubur di TPU Pagesangan karena keliru jenazah. "Jenazahnya tertukar. Harusnya yang dimakamkan di sini laki-laki, tapi di surat yang kami terima perempuan," katanya.
Tidak hanya itu, di batang peti juga tertulis bahwa jenazah adalah warga Kecamatan Wonocolo, bukan Jambangan. "Yang tertulis di surat tersebut jenazah berjenis kelamin perempuan, termasuk tanda keterangan di peti jenazah. Di surat keterangan dijelaskan jika jenazah tersebut adalah warga Kecamatan Wonocolo, bukan warga Jambangan," terang Amir.
Amir menjelaskan jenazah yang ditunggu anggota keluarganya ialah jenazah sepupunya yang meninggal dunia karena serangan jantung. Karena merasa tertukar pihak keluarga pun akhirnya meminta tim pemulasaran jenazah agar membawa kembali jenazah tersebut dan menukarnya dengan jenazah yang semestinya. Tim menuruti dan membawa kembali jenazah tersebut.