KPK Isyaratkan Nyerah Lawan Sofyan Basir

Sofyan Basir bebas
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Komisi Pemberantasan Korupsi mengisyaratkan tak akan menempuh upaya hukum lagi seperti Peninjauan Kembali (PK) atas putusan Kasasi Mahkamah Agung (MA) terhadap perkara suap proyek PLTU Riau-1.

Kasus Harun Masiku, KPK Gali Peran Eks Caleg PDIP Dapil Kalbar Maria Lestari

Dalam putusannya, MA menolak Kasasi yang diajukan KPK atas putusan Pengadilan Tipikor Jakarta yang membebaskan Sofyan Basir. MA menilai Pengadilan Tipikor Jakarta tak salah dalam menerapkan hukum terkait perkara Sofyan Basir.

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata menyebut, berdasar putusan Mahkamah Konstitusi (MK) PK merupakan hak terpidana atau ahli waris. Dengan demikian, aparat penegak hukum termasuk KPK tak punya hak mengajukan PK.

Eks Anggota Bawaslu Diperiksa KPK Hari Ini, Jadi Saksi Tersangka Hasto

"Kalau kita kembalikan ke situ, mestinya aparat penegak hukum KPK, Kejaksaan, itu tidak punya melakukan untuk ajukan atau tidak punya hak melakukan PK," kata Alexander Marwata di Kantornya, Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa, 23 Juni 2020.

Pun, Alexander menambahkan pihaknya sejauh ini belum menerima salinan putusan lengkap dari MA yang menolak Kasasi KPK. Menurut dia, setelah menerima salinan putusan, pihaknya akan pelajari dan menganalisis untuk menentukan sikap atas putusan tersebut.

KPK Panggil 2 Anggota DPR Terkait Kasus Korupsi CSR di Bank Indonesia

"Nanti kami lihat. Karena apa? Putusan dari MA sendiri kan sampai saat ini belum kita terima. Pertimbangannya apa dan sebagainya," ujarnya.

Alexander melanjutkan, KPK tetap menghormati putusan MA. Meski putusan itu membuat Sofyan Basir bebas dari perkara PLTU Riau-1.

"Kalau terkait kasus ini, yang jelas putusan di MA sudah menyatakan bahwa SB (Sofyan Basir) tidak terbukti. Kita harus hormati putusan MA," imbuh dia.

Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika di KPK

Gazalba Saleh Dihukum jadi 12 Tahun Penjara, KPK: Semoga Buat Efek Jera Koruptor

Majelis Hakim Banding di Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta memperberat hukuman mantan Hakim Agung Gazalba Saleh menjadi 12 tahun penjara. Komisi Pemberantasan Korupsi (K

img_title
VIVA.co.id
27 Desember 2024