Wisatawan Boleh Menginap di Hotel Kota Batu Asal Bawa Hasil Swab
- VIVAnews/Lucky Aditya
VIVAnews - Pemerintah Kota Batu memperbolehkan hotel di wilayahnya untuk kembali beroperasi setelah 4 bulan terpaksa tutup akibat dampak pandemi Covid-19. Apalagi, Kota Batu saat ini berstatus zona oranye dengan tingkat resiko sedang sehingga memasuki masa transisi new normal.
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, mengaku tak ingin gegabah dengan pembukaan kembali hotel. Dia menegaskan tak ingin ada gelombang kedua penyebaran Covid-19 di Kota Batu.
Terlebih, Kota Batu memang tujuan utama liburan di Jawa Timur. Untuk itu, protokol kesehatan Covid-19 harus diterapkan, bila teledor siap-siap sanksinya ditutup.
"Beberapa hotel sudah mulai buka, terutama hotel yang hampir 4 bulan kami tutup. Tapi dari 50 pengajuan, baru 20 yang kami rekomendasi untuk dibuka. Kami punya tim verifikasi, terdiri dari tim gugus Covid-19 termasuk TNI dan Polri, dengan sangat detail menilai semua itu. Jadi tamu yang datang di Kota Batu, itu benar-benar aman," kata Dewanti, Senin, 22 Mei 2020.
Dewanti mengatakan tamu hotel atau wisatawan dari zona merah seperti Surabaya dan Jakarta syarat mutlak untuk diperbolehkan menginap di hotel adalah membawa hasil uji swab. Bila tidak menyertakan hasil uji swab maka wisatawan itu dilarang bermalam di Kota Batu.
"Bahkan, ketika tamu itu dari zona merah, Jakarta dan Surabaya, kami minta hasil swab, baru boleh menginap di Kota Batu. Kalau tidak membawa surat itu, tidak boleh menginap di Batu," ujar Dewanti.
Dewanti mengatakan kebijakan itu akan tertuang dalam peraturan Wali Kota Batu. Dia menganggap kebijakan ini demi kebaikan bersama. Apalagi kasus penularan pertama di Kota Batu berasal dari hotel. Dewanti mengatakan bila hotel itu nekat memperbolehkan tamu menginap tanpa hasil uji swab maka yang paling dirugikan adalah hotel.
"Jika tidak ikut aturan kesehatan, kemudian ada konfirmasi positif, yang rugi hotel itu sendiri," kata Dewanti.
Sementara untuk sejumlah obyek wisata andalan di Kota Batu seperti Jawa Timur Park Grup, Selecta, Agrokusuma, dan sejumlah tempat wisata lainnya masih akan diverifikasi secara langsung ke lapangan.
Verifikasi dilakukan untuk melihat sejauh mana protokol kesehatan diterapkan. Pemkot Batu juga akan melakukan dialog dengan pelaku usaha pariwisata apakah wisatawan membawa hasil swab atau rapid test.
"Beberapa tempat wisata yang akan dibuka, itupun kami akan melakukan verifikasi ke lapangan dengan tim lengkap. Kita akan bicara dengan pengelola wisata, misalkan swab Rp250 ribu sedangkan tiket masul Rp25 ribu itu kan harus kita pikirkan. Yang jelas karyawan harus memakai fave shield," tutur Dewanti.