Perjalanan Wanita RI yang Diadopsi Orang Belanda Cari Ibu Kandungnya
- bbc
"Entah bagaimana saya tak menjalin hubungan lagi dengan mereka dan saya tidak bisa menyalahkan mereka. Saya tidak bisa menyalahkan diri saya sendiri. Begitulah situasinya," ujar Widya.
Krisis identitas, lanjut Widya, bukan suatu hal yang bisa disembuhkan dengan mudah. Dia harus menghadapinya setiap hari, sejak masa mudanya hingga kini.
Dia mulai bepergian ke seluruh dunia, kecuali Indonesia yang dia sangat hindari.
"Saya bepergian ke Amerika Latin, misalnya, hanya untuk mencoba mencari tahu siapa saya," kata dia.
Pencarian jati diri dimulai
Dalam pencarian jati dirinya, dia kemudian bergabung dengan Mijn Roots, komunitas orang-orang Indonesia yang diadopsi oleh orang Belanda dan dibawa ke negara itu ketika masih bayi atau balita.
Dia pun menyadari bahwa dia bukan satu-satunya anak adopsi yang mencari orang tua kandungnya.
Dia lalu memeriksa dokumen adopsi kembali dan mendapati banyak kejanggalan.
Dalam surat kelahirannya, tercantum dia lahir di Jakarta, pada 6 November 1975 dari ibu bernama Sunarti dan ayah bernama Kartono. Mereka tinggal di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Oleh orangtuanya, dia diberi nama Widyastuti.
Namun, Widya meragukan keabsahan surat itu.
Hal yang menarik adalah ketika berkunjung ke panti asuhan pada 1991, pihak panti asuhan mengaku telah memalsukan surat kelahirannya. Sebab, tanpa surat kelahiran, maka adopsi tidak bisa dilakukan.
"Tapi ketika saya mengetahuinya pada 1991, saya tidak pernah menyadari bahwa ini adalah hal yang tak biasa. Saya saat itu merasa "oke mungkin ini normal untuk Indonesia". Saya baru menyadarinya sejak dua tahun lalu," kata dia.
Apalagi, ketika bertemu kembali pada 1991 silam, Utari menuturkan Widya tak dilahirkan di Jakarta, melainkan di Yogyakarta.
Dia berasumsi bahwa dia pernah tinggal di area Kraton Yogyakarta, sebab dia memiliki memori yang jelas tentangnya.