Pemohon Kartu Pencari Kerja Membludak, Physical Distancing Diabaikan
- ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
VIVA – Pandemi virus corona (Covid-19) telah menyebabkan lonjakan tingkat pengangguran di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani pun telah mengungkapkan sedikitnya 1,5 juta orang di Tanah Air terpaksa kehilangan pekerjaan di tengah pandemi virus corona.
Itu sebabnya, bersama dengan munculnya gelombang angkatan kerja baru, mereka tengah berjuang mencari lahan nafkah baru. Ini terbukti dengan makin banyaknya warga yang mengurus Kartu Pencari Kerja alias Kartu Kuning di kantor-kantor dinas tenaga kerja setempat.
Namun, patut disayangkan, prosedur pendaftaran kartu kuning ini mengabaikan protokol kesehatan cegah Covid-19, yang masih belum ada obatnya. Seperti yang terjadi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Serang, Banten, Selasa 9 Juni 2020.
Jurnalis tvOne, Siti Marufah, mengungkapkan bahwa imbauan tetap jaga jarak (physical distancing) tidak dituruti oleh para warga yang hendak membuat maupun memperpanjang pembuatan kartu kuning di kantor Disnakertrans Kota Serang. Mereka antre berdempetan, yang mengular hingga ke luar lokasi kantor.
Seorang warga mengaku terpaksa sudah ikut bergerombol sejak pagi hari saat kantor baru dibuka. "Demi mendapat kartu tanda siap kerja," ungkap seorang warga bernama Sutiah
Pemerintah Kota Serang pun tampak tidak siap menerapkan protokol kesehatan atas proses pendaftaran kartu kuning itu. Alat kesehatan berupa bilik penyemprotan disinfketan hanya dipasang di bagian depan loket saja, sedangkan antrean panjang sambil berdesakan dibiarkan begitu saja tanpa ada petugas yang mengingatkan untuk saling jaga jarak, minimal satu meter.
Sejumlah warga antre untuk mengurus pembuatan Kartu Pencari Kerja (Kartu Kuning) di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Serang, Banten, Selasa (9/6/2020). ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman.
Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Serang, Ahmad Benbela, dalam beberapa hari terakhir permintaan pembuatan kartu kuning sedang naik tajam. "Dalam sehari, tidak kurang dari 150 orang datang untuk membuat kartu," ungkapnya.
Benbela juga menjelaskan bahwa pihaknya juga sudah berupaya menerapkan protokol kesehatan dengan menyiapkan alat semprot cairan disinfektan. Namun petugas lebih fokus melayani lonjakan permintaan kartu kuning.