Jokowi Siapkan 160 Hektare Sawah di Kalimantan untuk Ketahanan Pangan
- VIVAnews/Muhammad AR (Bogor)
VIVA – Isu ketahanan pangan masa new normal menjadi pembahasan rapat kabinet oleh Presiden Joko Widodo. Untuk menyangga kebutuhan pangan nasional, Pemerintah Presiden Jokowi kini mempersiapkan untuk menangani 160 hektare persawahan di Kalimantan.
Demikian diungkapkan Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) Budi Arie Setiadi saat menghadiri panen perdana padi, cengkeh, di Kebun Koperasi KP-M90 Alumni Fakultas Teknik Universitas Indonesia di Kampung Geger Bitung, Desa Cijeruk, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin 8 Juni 2020.
"Setelah pandemi covid-19 ini tantangan terbesar kita adalah soal pangan, isunya soal ancaman pangan, dunia, termasuk tanaman pangan. Presiden Joko Widodo sudah mencanangkan dalam rapat kabinet agar segera meningkatkan tanaman pangan supaya kita jangan impor, termasuk kami yang urus dari Kemendes kita siapkan 160 ribu hektare lahan untuk persawahan di Kalimantan," kata Budi Arie.
Budi mengatakan, penyediaan lahan pangan ini agar dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional. Seperti Kelompok Tani Famili Tani Sejahtera yang mengelola 25 hektare dengan hasil 12 ton per tahun.
"Ini bisa buat penduduk dan bisa memenuhi kebutuhan Jakarta. Jakarta semuanya dari desa, itulah ketahanan pangan jadi isu berikutnya," katanya.
Lanjut Budi, di era new normal masyarakat desa harus lebih sehat, lebih produktif, lebih disiplin, dan lebih aman pasca pandemi Covid-19. Termasuk pertanian, di mana desa berperan sebagai lumbung pangan nasional dan pusat pertanian yang harus lebih meningkatkan produktif agar mampu memberikan sumbangsih besar bagi ketahanan pangan nasional.
"Produktivitas lebih tinggi guna meningkatkan kesejahteraan, khususnya ekonomi masyarakat di Desa Cijeruk ini. Banyak potensi di Desa Cijeruk yang bisa kita lihat mulai dari tanaman cengkeh, talas, nanas dan tanaman pangan lainnya. Karenanya, kita berharap desa ini bisa subur dari berbagai produktivitas terutama berbagai tanaman-tanaman yang dihasilkannya agar bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya pada saat diwawancarai VIVANews.
Di samping itu, kata Budi, sifat gotong royong dan kebersamaan solidaritas sosial terus dilakukan agar terwujudnya ketahanan pangan nasional. Peran antara perguruan tinggi dan masyarakat ini patut dicontoh menjadi inspirasi bagi desa lain di seluruh Indonesia agar untuk terus produktif dalam menghadapi kehidupan new normal.
Dalam prosesnya, kata Budi, Kemen PDTT akan memberi tambahan bantuan perekonomian desa dengan membantu proses pemasaran hasil dari hasil pertanian. Hal ini dilakukan untuk memangkas mata rantai distribusi barang dari perburuan pihak-pihak yang mencari keuntungan sepihak.
“Ya kita bakal bantu pemasarannya sekaligus mengimbau pada pelaku ekonomi di Indonesia supaya jangan sampai masyarakat desa memperoleh harga murah atau kurang baik. Sementara, keuntungan dan nilai tambahnya diperoleh oleh pihak -pihak yang hanya mengambil ekonomi rente dari proses produksi pertanian ini. Untung boleh, tapi jangan terjadi penghisapan atau penindasan terhadap petani, masa dari petani dibeli murah sedangkan dia jualnya mahal dan untungnya gede,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor, Siti Nurianty mengatakan, langkah Kementerian PDTT di panen perdana ini dapat menginspirasi keseluruhan desa agar untuk tetap semangat produktif saat new normal pasca pandemi Covid-19 yang dalam fase pemulihan.
“Tetap semangat bekerja dan fokus ke lahan pertaniannya, mari kita dorong semoga pertanian ini tetap menjadi mata pencaharian mereka. Apalagi, dari dulu hingga sekarang peran pertanian sangat vital, sebab hampir 80 persennya kehidupan mata pencaharian ekonomi masyarakat bergantung pada pertanian,” ujarnya.