Penanganan Corona, KSAD Minta 68 RS TNI AD Siapkan Lab PCR
VIVA – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Andika Perkasa mengadakan webinar dengan Kepala Kesehatan Daerah Militer (Kakesdam), Kepala Rumah Sakit TNI AD, dan RSPAD terkait laporan penanganan Covid-19, serta rencana penyediaan laboratorium PCR di rumah sakit TNI AD seluruh Indonesia.
Dalam arahannya, Andika meminta agar tenaga analis dan kepala laboratorium Polymerse Chain Reaction (PCR) dengan ekstraksi RNA robotic di 68 rumah sakit TNI AD segera disiapkan.
“Ini adalah satu langkah maju yang cukup jauh ke depan. Oleh karena itu kita harus mulai menyiapkan. Masing-masing rumah sakit harus menyiapkan tenaganya, analis maupun kepala laboratorium. Sehingga pada saatnya barang ini datang, sudah siap," kata Andika dikutip melalui akun YouTube TNI AD, Senin, 8 Juni 2020.
Awalnya, setiap Kakesdam memberikan laporan kepada KSAD mengenai jumlah pasien yang mendapat perawatan di rumah sakit TNI AD pada setiap daerah. Kakesdam Jaya melaporkan, total keseluruhan pasien Covid-19 yang telah dirawat di RS Kesdam Jaya sebanyak 793 pasien yang terdiri dari pasien umum, 4 pasien yang dari militer.
Menanggapi hal tersebut, Andika memberikan arahan kepada seluruh Kakesdam dan Kepala Rumah Sakit TNI AD untuk memanfaatkan terapi plasma konvalesen yang dilakukan RSPAD untuk pasien Covid-19. “Walaupun RSPAD tidak besar, tapi bisa melakukan yang belum tentu bisa dilakukan rumah sakit lain,” ujarnya.
Selain itu, KSAD juga telah merencanakan pembangunan lab PCR untuk seluruh RS TNI AD, 63 RS Tingkat II, III, dan IV serta 5 RS bantuan. “Lab PCR ini akan menggunakan ekstraksi RNA robotic atau dengan komputer, sehingga kebutuhan analisnya akan lebih sedikit,” UCAPNYA.
Andika menambahkan, pengadaan lab PCR tidak akan mengganggu ruangan atau gedung yang ada, karena diperlukan bangunan dengan kriteria bio safety level 3. Mengenai pembangunan gedung, Kepala Pusat Zeni Angkatan Darat, Mayjen TNI Mohammad Munib, memberikan laporan kepada KSAD terkait desain yang dibuat oleh Pusat Zeni AD.
Ia meminta kepada Kepala Rumah Sakit untuk menyediakan tanah seluas 5x10 meter, untuk diratakan dan pembangunannya akan disupervisi oleh Kakesdam
“Dari alat yang harus diadakan, kami mencoba mendesain. Ruangan bertekanan negatif beserta hepa filternya cukup di ruangan 3x3 meter. Jika tidak bocor di bagian kanan dan kiri, ada ruang penyekat sehingga pintunya ada dua untuk menahan agar virus tidak keluar,” kata Munib.