Logo ABC

Mengapa Angka Kematian Anak Akibat Virus Corona di Indonesia Tinggi?

Bayi yang baru lahir wajib memakai pelindung muka selama pandemi covid-19. Balita wajib mendapatkan imunisasi dasar.
Bayi yang baru lahir wajib memakai pelindung muka selama pandemi covid-19. Balita wajib mendapatkan imunisasi dasar.
Sumber :
  • abc

Secara global, sejumlah penelitian ilmiah dan pemberitaan hanya mencatat dua orang anak di China dan empat orang anak di Amerika Serikat yang meninggal dunia akibat COVID-19.

Tiga dari empat anak yang meninggal di Amerika Serikat, selain terkonfirmasi positif COVID-19, juga mengalami sindrom inflamasi yang meskipun dipercaya berhubungan dengan virus corona, tapi belum bisa dijelaskan kaitannya secara lebih jelas oleh para dokter.

New York mayor Billl de Blasio looks on as New York governor Andrew Cuomo holds a press conference. Wali Kota New York Andrew Cuomo mulai menyangsikan asumsi bahwa anak-anak tidak rentan COVID-19 menyusul puluhan kasus di New York. (Reuters: Lucas Jackson)

Walikota New York, Andrew Cuomo mengatakan, pejabat kesehatan sedang meninjau 73 kasus serupa, yang mengguncang asumsi sebelumnya jika sebagian besar anak-anak tidak rentan terhadap novel virus corona.

"Kami tidak begitu yakin lagi mengenai fakta itu. Balita, anak-anak sekolah dasar menunjukkan gejala yang mirip dengan penyakit Kawasaki atau sindrom seperti syok yang beracun," kata Cuomo seperti yang dikutip World Economic Forum (12/05).

Dalam konteks Indonesia, dr Aman menduga jumlah kasus COVID-19 pada anak jauh lebih tinggi dari catatan IDAI atau catatan pemerintah, karena masih sedikit jumlah tes yang sudah dilakukan dan ketersediaan data yang terbatas.

Dari data yang dimiliki IDAI, kasus terbanyak ditemukan di DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Barat, karena data dari Dinas Kesehatan Provinsi keduanya cenderung lebih tersedia dan lengkap dibanding daerah lain.

Mengapa angka kematian anak akibat COVID-19 di Indonesia tinggi? Indonesian school students wearing protective face masks have their temperature taken Pemerintah masih membicarakan rencana kembali ke sekolah menyusul seruan IDAI agar anak tetap belajar di rumah. (AP/Tatan Syuflana)

Angka kasus dan kematian anak akibat pandemi COVID-19 yang tinggi, menurut dr Aman, menunjukkan lemahnya ketahanan kesehatan anak Indonesia.

"Diare dan pneumonia masih menjadi pembunuh nomor satu dan dua di Indonesia, angka TBC kita nomor dua di dunia, angka stunting kita tinggi, malnutrisi kita tinggi, coverage imunisasi kita rendah," jelas dokter yang juga menjabat sebagai Presiden Asosiasi Dokter Anak Asia Pasifik ini.

Dr Aman menduga, faktor-faktor ini menjadi penyebab COVID-19 pada anak di Indonesia bisa berakibat fatal.