Kapolda Kantongi Nama Dalang yang Tunggangi Serangan KKB di Papua

VIVA – Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menegaskan, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua telah menyatakan diri bersatu untuk melakukan upaya perlawanan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kini Giliran Warga Kampung Wuloni Jadi Sasaran Komsos Pasukan 323 Buaya Putih Kostrad di Medan Operasi Papua

Belakangan ini KKB di Papua memang sering menyerang aparat keamanan dan masyarakat. Oleh karena itu, aparat keamanan di Papua terus melakukan evaluasi terhadap berbagai aktivitas operasi penegakan hukum di wilayah Papua.

“Jadi tidak gampang melakukan penindakan hukum bagi KKB ini, karena kelompok ini sudah bersatu melawan Negara dengan ingin merdeka,” tegas Kapolda Paulus Waterpauw, Sabtu, 30 Mei 2020.

Ribuan Eks Anggota Jemaah Islamiyah Deklarasi Kembali ke NKRI

Paulus mengaku, Negara telah memberikan kepercayaan pada aparat keamanan di Papua untuk terus berupaya menjaga keamanan di Provinsi Papua, namun hal ini sulit dilakukan karena daerah Papua luas, tantangan alam, kondisi georgrafis dan penguasaan medan mereka jauh lebih bisa menguasai dari pada aparat keamanan.

Namun demikian, jelas Paulus, beberapa aktivitas KKB ini terus dimonitor aparat TNI dan Polri.

Perkuat Teritorial di Papua, Satgas Habema Yonif 6 Marinir Gelar Komsos hingga Bagikan Sembako ke Warga Dekai

“Polisi juga telah mendeteksi adanya pihak-pihak yang menunggangi KKB tersebut,” jelas Pulus yang ditunjuk sebagai Kepala Pengendali Operasi dan Penindakan KKB di Papua.

Paulus lebih jauh mengatakan, pihaknya pun telah mengetahui siapa dalang penyerangan di beberapa wilayah Papua. Hal itu terungkap setelah memeriksa salah satu tersangka yang merupakan pemasok logistik bagi KKB di Timika, IS.

"Kami tahu ini kerja dari para pihak. Siapa itu para pihak, kami sudah tahu. Saya sudah perintahkan Direskrim untuk mengungkap secara terbuka siapa itu para pihak yang terlibat dalam kejadian di Papua," tegasnya.

Kapolda mengatakan suatu saat pihaknya akan mengungkap secara terang-terangan oknum siapa yang menunggangi KKB di Bumi Cenderawasih ini, hingga terjadinya aksi-aksi kekerasan di Papua.

"Ketika kita lakukan penindakan terhadap para pelaku KKB ini, mereka dengan alasan ingin merdeka, siapa yang suruh mereka berjuang. Perjuangan apa yang dilakukan. Jadi jangan terjebaklah hal-hal seperti itu. Kasihan masyarakat," lanjutnya.

Ia melanjutkan, aparat kemanan akan terus berupaya mengungkap siapa oknum-oknum yang mendukung pergerakan KKB itu.

"Nanti kami akan ungkap secara lengkap dan benar. Jadi semua hanya permainan dari oknum-oknum saja, saya sudah tahu. Sudah ada gambaran-gambaran yang jelas, ada oknum yang terbuka maupun oknum tertutup. Saya tidak perlu jelaskan sekarang," tegasnya.

Paulus menerangkan, aparat keamanan di Papua hingga saat ini terus memantau pergerakan kelompok KKB tersebut. Pemantauan, kata Paulus, dilakukan di setiap sudut kota ataupun di wilayah Tembagapura.

"Bersyukur kita telah bisa mengawasi kelompok KKB yang ada di Mimika, baik yang ada di kota maupun yang ada di wilayah Tembagapura," ujarnya.

Petugas Medis Ditembak KKB

Di Kabupaten Intan Jaya, dua petugas medis yang tergabung dalam Tim Gugus Tugas Covid-19 belum lama ini ditembak KKB. Mereka ditembak saat hendak melakukan sosialisasi pencegahan Covid-19 kepada masyarakat di salah satu Distrik yang tidak ada jaringan telekomunukasi.

Aksi penembakan itu mengakibatkan satu orang tenaga medis meninggal dunia dan satu luka-luka karena ditembak kelompok mereka (KKB). Banyak kasus yang terjadi di Papua karena ulah KKB.

"Kedua, petugas medis dari Dinas Kesehatan Intan Jaya ini ke Distrik tersebut sudah jelas-jelas melaksanakan tugas kemanusiaan, malah mereka ditembak dan dianiaya. Ini perbuatan yang sangat tidak manusiawi,” ungkapnya.

Ia berpesan kepada pemuka agama dan tokoh masyarakat agar melihat kejadian seperti itu, di mana mereka harus membantu aparat keamanan dan pemerintah apabila ada tindakan-tindakan yang merugikan masyarakat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya