Belajar dari Rumah: Masih Ada Kesenjangan Pendidikan di Indonesia?
Sejak akhir Maret lalu, Vincent dan adiknya, Wilson, yang duduk di kelas 3, belajar di rumah dengan menyaksikan tayangan TVRI, sesuai instruksi dari sekolah mereka yaitu SD Negeri 19 Semudun.
Wilson, Siau Tan, dan Vincent di Kalimantan Barat. Siau Tan mengaku khawatir pendidikan anaknya akan tertinggal karena pandemi. (Supplied: Siau Tan).
Melalui program TVRI bertajuk "Belajar Dari Rumah", yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), murid-murid seperti Vincent dan Wilson bisa mendengarkan penjelasan tentang suatu topik.
"Dari awal tidak ada [belajar online], soalnya guru anak saya yang besar, yang kelas 5 SD, tidak ada hape kayak kita," kata Siau Tan, ibu dari Vincent dan Wilson.
Bukti "ada kesenjangan pendidikan"
Itulah yang dialami sebagian anak-anak Indonesia, khususnya yang berada di luar Pulau Jawa, saat sedang sekolah dari rumah di tengah pandemi virus corona.
Di saat ada anak-anak lain, khususnya di kota-kota besar, yang tetap belajar lewat gawai canggih dan internet, banyak pula yang tak memilikinya.
Seperti yang diakui oleh Siti Maulia Rizki, seorang guru dari Madrasah Tsanawiah Negeri di Kabupaten Aceh Besar.
Siti Maulia Rizki, guru di madrasah negeri yang mengatakan tak semua muridnya memiliki ponsel untuk belajar. (Foto: Koleksi pribadi)
Sebagai seorang wali kelas, ia menceritakan jika hanya lebih dari separuh murid-muridnya yang memiliki ponsel, tapi masalahnya tidak hanya sampai di situ.