Miris, Insentif Corona Tak Cair Tim Medis di Keerom Papua Mogok Kerja

VIVA – Sejumlah tenaga medis di Puskesmas Arso Kota dan Rumah Sakit Kwaingga, Kabupaten Keerom, Papua, memalang atau memblokir gedung Puskesmas dan melakukan mogok kerja akibat tunjangan kerja insentif penanganan covid-19 mereka belum dibayarkan.

KKB Berulah Jelang Pilkada Serentak, 2 Tukang Ojek di Puncak Papua Tewas Ditembak

Kepala Puskesmas Arso Kota, Yusnita Pabeno mengatakan, aksi mogok kerja dan pemalangan yang dilakukan para tenaga medis di Puskesmas Arso Kota dan Rumah Sakit Kwaingga sejak, Rabu, 27 Mei 2020, mengakibatkan aktivitas pelayanan kesehatan lumpuh total.

Puluhan orang yang tergabung dari dokter dan perawat di Puskesmas dan Rumah Sakit itu melakukan aksi mogok lantaran tak diterimanya upah insentif covid-19, sehingga membuat pasien terlantar.

Detik-detik Kantor BKPSDM Mappi Papua Dibakar Massa Gara-gara Tak Terima Hasil CPNS

“Padahal ada tersedia insentif covid-19, tapi kami tidak pernah diberitahu mengenai insentif ini. Kami tahu ada insentif karena teman-teman kontak dengan temannya di rumah sakit,” kata Kepala Puskesmas Arso Kota, Yusnita Pabeno, Kamis, 28 Mei 2020.

Yusnita mengatakan, aksi pemalangan dan mogok kerja yang dilakukan puluhan medis itu sebagai bentuk kekecewaan dari tenaga medis yang sama sekali tidak menerima insentif covid-19, padahal sejumlah tenaga medis ini telah melakukan pelayanan yang berkaitan dengan covid-19 di Kabupaten Keerom.

Semua Provinsi di Papua jadi Perhatian Bawaslu Terkait Kerawanan di Pilkada Serentak

“Aksi pemalangan ini mengakibatkan pelayanan di puskesmas arso kota lumpuh total sehingga warga yang berobat terpaksa harus ke rumah sakit Kwaningga. Tidak dibayarkanya insetif tenaga medis ini membuat pelayanan medis di puskesmas itu tidak berjalan,” tegasnya.

Ia berharap masalah ini segera diselesaikan oleh Bupati Keerom agar pelayanan kesehatan pada masyarakat di puskesmas bisa berjalan normal kembalI.

Sementara itu direktur rumah sakit Kwaningga, Eka Suci mengatakan aksi mogok kerja yang dilakukan tenaga medis di rumah sakit tersebut juga akibat belum dibayarkanya isentif covid-19. 

“Dari lima orang dokter yang diajukan hanya dua dokter yang menerima intensif,” katanya.

Eka Suci mengatakan, aksi mogok yang dilakukan oleh tenaga medis di rumah sakit dan puskesmas itu mengakibatkan pelayanan kesehatan kurang berjalan lancar.

Hingga saat ini aksi mogok dan pemalangan masih berlangsung di rumah sakit dan puskesmas tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya