Kepala Polda Jawa Timur Hanya Tegur Keras Kepala Polsek Gubeng
- VIVAnews/Nur Faishal
VIVA – Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko mengklarifikasi kabar yang beredar tentang pencopotan Komisaris Polisi Naufil Hartono dari jabatannya sebagai Kepala Kepolisian Sektor Gubeng oleh Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Polisi M Fadil Imran. Trunoyudo meluruskan, Naufil hanya ditegur keras, bukan dimutasi atau dicopot.
Trunoyudo menegaskan tidak ada sanksi lain di luar teguran keras kepada Kompol Naufil. “Tidak ada mutasi, hanya teguran di tempat. Itu sudah teguran keras,” kata Trunoyudo kepada wartawan di Surabaya, Jawa Timur, pada Senin, 25 Mei 2020.
Ia menjelaskan, teguran keras kepada Naufil yang kedapatan tertidur saat analisis dan evaluasi PSBB di Balai Kota Surabaya pada Jumat, 22 Mei 2020, karena hal itu terkait tanggung jawab seorang Kapolsek dalam memberikan pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat dari bahaya Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19.
Apalagi, selain jajaran kepala Polsek se-Surabaya, anev itu juga dihadiri komandan Komando Rayon Militer dan Camat se-Surabaya. “Tiga pilar (Kapolsek, Danramil, dan Camat) ini penting dan wajib mengetahui persoalan di wilayahnya serta harus menjadi problem solver atau pemecahan masalah.”
Apa yang disampaikan Trunoyudo itu sebagai klarifikasi atas pernyataan yang disampaikan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane. Apalagi, Pane membandingkan cara Kepala Polda Jatim menegur keras Kapolsek Gubeng dengan cara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menegur anak buahnya yang tertidur.
“Tidak ada arogansi yang muncul karena sebagai pimpinan Prabowo menyadari bahwa tugas yang diemban asistennya itu cukup berat, sehingga sangat manusiawi yang bersangkutan tertidur. Untuk itu, IPW (Indonesia Police Watch) berharap tindakan yang dilakukan Kapolda Jatim terhadap Kapolsek Gubeng jangan lebay," katanya seperti dikutip VIVAnews pada Senin, 25 Mei 2020.
Neta kurang menerima informasi utuh. Dalam komentarnya, ia menyebut Naufil dicopot, padahal tidak. Menurutnya, ‘pencopotan’ jabatan terhadap Naufil dirasa sudah sangat berat. Tindakan tegas terhadap anak buah menurutnya tetap harus terukur.
Sebagai atasan, Fadil dirasa harusnya mau mengukur serta menghargai anak buahnya yang sudah bekerja keras untuk menjadikan Polri yang promoter (profesional, modern, dan terpercaya) di tengah pademi Covid-19.