Rawan Kelaparan saat Pandemi Covid-19, Warga Papua Berkebun Massal
Lebih dari dua juta warga Papua dan Papua Barat terancam kelaparan jika pengiriman logistik dari luar daerah, khususnya beras, terganggu pada masa pandemi virus corona (Covid-19), ujar seorang peneliti.
Untuk mencegah hal itu, sejumlah warga melakukan kegiatan berkebun massal untuk mencukupi kebutuhan pangan secara mandiri.
Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat masing-masing mengatakan hingga kini stok pangan masih aman.
Namun, warga disarankan untuk memanfaatkan pekarangan untuk berkebun demi ketahanan pangan di masa pandemi.
"Saya minta kabupaten dan kota untuk sosialisasi, manfaatkan pekarangan terutama yang di desa-desa," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua, Semuel Siriwa.
Gotong royong siapkan kebun
Suatu sore yang sejuk di daerah pegunungan Distrik Wouma, Kabupaten Jayawijaya, Papua, suara bising alat pemotong rumput beradu dengan suara golok yang diayunkan puluhan pemuda pada rumput-rumput setinggi lutut orang dewasa.
Rumput-rumput kering berwarna kecoklatan bertumpukan di lahan itu, tapi para pemuda itu belum berhenti bekerja.
Sudah beberapa minggu belakangan, warga Distrik Wouma, Jayawijaya, sibuk menyiapkan kebun untuk ditanami bahan pangan.
Mereka berencana menanam tanaman pangan khas Papua, yakni petatas (ubi), keladi (bete), singkong, serta sayuran.
"Sebelumnya, banyak yang main togel, judi, di pasar. Sekarang setelah pandemi harus berkebun untuk mencegah rawan pangan dan kelaparan," ujar Raimondus Mote, 38, warga distrik Wouma yang ikut berkebun.