Proses Persalinan di RSUP M Djamil Padang Ikut Protap Covid-19
- VIVA/Andri Mardiansyah
VIVA – Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat RSUP) M. Djamil Padang, Sumatera Barat Dr dr Yusirwan Yusuf menegaskan, seluruh masyarakat di Sumatera Barat yang hendak melahirkan di rumah sakit itu, terutama dengan cara operasi sesar, harus mengikuti seluruh rangkaian prosedur penanganan Covid-19.
Salah satunya dengan bersedia menjalani swab test. Ini, dilakukan untuk meminimalisir dampak penyebaran pandemik mematikan itu. Sekaligus, melindungi ibu dan bayinya dari paparan Covid-19.
"Seluruh proses persalinan operasi sesar yang dilakukan tim dokter melawati prosedur Covid-19. Ini bertujuan, untuk melindungi ibu dan bayinya dari paparan Covid-19. Jadi, mereka harus menjalani prosedur yang telah ditetapkan, kalau-kalau membawa virus dan menularkan ke pasien dan petugas medis. Itu sangat berbahaya," kata Dr Yusirwan Yusuf, Sabtu 23 Mei 2020.
Menurut Yusirwan, sebelum melahirkan, seluruh pasien harus menjalani tahapan penanganan Covid-19 yakni swab test. Ini, dilakukan untuk mengetahui apakah status yang bersangkutan positif atau negatif. Selain itu, bayi yang baru saja lahir juga akan di swab test. Baru kemudian ditempatkan ke dalam ruangan yang sudah disediakan. Ruangan itu, sebelumnya sudah dipastikan steril.
"Ketika bayi lahir langsung dimasukan dalam ruangan yang sudah kami sediakan. Semuanya sudah steril. Swab test. Ibunya juga harus di swab test dulu sebelum melahirkan. Ini juga, sudah sesuai dengan standar penanganan pasien di M Djamil Padang sejak adanya pandemic Covid-19," ujar Yusirwan.
Lebih lanjut, Yusirwan mengatakan setelah proses persalinan selesai, baik ibu maupun bayinya, ditempatkan di ruangan yang masuk dalam kategori kuning. Ketika hasil swab mereka negatif, baru kemudian bisa dipindahkan ke Gedung Anak yang merupakan zona hijau Covid-19.Â
Seorang ibu menjalani proses melahirkan di RSUP M Djamil Padang. (Foto: VIVA/Andri Mardiansyah)
IGD RSUP M Djamil Padang kata Yusirwan, sebelumnya memang sudah menerapkan standar protokol kesehatan sesuai dengan yang ditetapkan oleh World Health Organization dan Kementrian Kesehatan RI. Salah satunya, membatasi ruangan dengan tanda zona merah dan hijau. Termasuk juga dengan fasilitas lainnya.Â
"Semua ruangan tindakan, dipindahkan ke IGD seperti, ICU untuk anak-anak sebanyak 14 tempat tidur, ICU untuk dewasa sebanyak 12 kamar tidur, dan juga ada ruangan CT Scan, ruangan radiologi, ruangan laboratorium, dan Dua kamar bedah emergency," kata Yusirwan.
Yusirwan menambahkan untuk IGD statusnya saat ini merupakan zona merah. Seluruh petugas yang berada didalam ruangan IGD, mengenakan Alat Pelindung diri level 3. Pun saat masuk ke ruangan tersebut, juga harus melewati prosedur Covid-19.Â
"Ketika masuk pintu pertama, pintu kedua baru akan terbuka. Kemudian pasien masuk ke ruangan. Lalu pintu ruangan kedua akan ditutup kembali. Saat pintu tertutup, ruangan pertama akan disemprot secara otomatis dengan disinfektan," ujarnya.
Tujuannya, untuk membunuh virus yang keluar dari ruangan IGD. Kemudian ruangan pertama akan steril kembali. Dipindahkan semua ruang tindakan itu ke IGD, tentu saja membutuhkan SDM yang lebih dari biasa. Dikondisi normal, petugas bergantian shift dalam waktu 7 jam, kini menjadi 3 jam.
"Kami sekarang sangat butuh tenaga kesehatan. Setidaknya sekitar 80 orang lagi untuk petugas di IGD. Beberapa waktu lalu, sudah kami sampaikan pada Pak Gubernur. Tenaga kesehatan ini, benar-benar kami butuhkan mengingat angka pasien positif terus meningkat," kata Yusirwan.
Butuh APD
Yusirwan mengatakan dalam sepekan, pihaknya membutuhkan setidaknya seribu lebih Alat Pelindung Diri. APD itu, untuk kebutuhan seluruh petugas yang ada. Pemerintah Sumatera Barat, sudah menyalurkan APD untuk mengatasi kelangkaan itu. Manajemen RSUP M Djamil, berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi yang sudah menyalurkan APD untuk perlindungan diri bagi Nakes RSUP M Djamil. Â
Karena, jika hanya mengandalkan keuangan RSUP M Djamil untuk memenuhi APD, sangat sulit sekali apalagi mengingat anggaran yang terbatas. Karena, tingkat kunjungan poliklinik yang pada hari biasa bisa mencapai Seribu kunjungan, dengan 800 tempat tidur rawat inap, saat ini hanya berkisaran 150 sampai 200 sehari.
"Meski demikian, kami tidak memikirkan keuntungan akan tetapi memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi warga Sumbar. Dengan berbagai kebijakan antisipasi lonjakan kasus Covid-19," ujar dr Yusirwan Yusuf.
Petugas medis menangani bayi yang baru lahir di RSUP M Djamil Padang. (Foto: VIVAnews/Andri Mardiansyah)
Sebelumnya, sejak ditetapkan sebagai Rumah Sakit rujukan Covid-19, RSUP M Djamil Padang, menyiapkan sejumlah ruangan untuk penanganan pasien positif Covid-19. Setidaknya, ada 124 tempat tidur, baik untuk orang dewasa dan anak. Ruangan itu, tersebar dibeberapa tempat. Seperti ruangan bangsal bedah pria dan wanita yang saat ini disulap untuk pasien Covid-19.
Selain itu, RSUP M Djamil juga, saat ini tidak menyediakan bangsal ortopedi maupun syaraf. Yang ada, hanyalah dua bangsal yakni bangsal surgical dan bangsal medical. Sebelumnya, Â ada klaster rawatan VIP, kelas I, kelas II dan kelas III. Saat ini, dibagi atas zona merah, kuning dan hijau. Tiga zona ini berlaku di seluruh bangsal di RSUP M. Djamil