BIN Terus Telusuri Episentrum Penyebaran Corona di Wilayah Zona Merah
VIVA – Badan Intelijen Negara (BIN) terus bergerak membantu pemerintah dalam mempercepat penanganan Covid-19 dengan menggelar rapid test massal. Kali ini, rapid test massal digelar di Giant Tole Iskandar, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Cilodong, Depok pada Jumat, 22 Mei 2020.
Rapid test ini merupakan instruksi dari Kepala BIN, Jenderal Pol. (Purn) Budi Gunawan sebagai deteksi lanjutan terhadap penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Staf Khusus KaBIN, Mayor Jenderal TNI (Pur) Neno Hamriono mengatakan, rapid test massal ini merupakan hasil kerja sama dengan Pemerintah Kota Depok. Menurutnya, BIN akan terus mencari titik-titik episentrum di wilayah-wilayah yang masuk dalam zona merah.
"Di samping kita membantu pemerintah daerah, kita juga berupaya untuk melakukan pedalaman lebih lanjut terhadap cluster-cluster baru. Sehingga kita berupaya mencari tempat-tempat yang dianggap memiliki tingkat penyebarannya tinggi. Tim kita berputar di wilayah Jakarta dan juga wilayah penyangga khususnya seperti Depok, Bogor dan Banten,” ujar Neno Hamriono, Jumat, 22 Mei 2020.
Dalam kegiatan ini, BIN menyediakan 500 alat rapid test kit dan menerjunkan dua unit mobile laboratorium untuk swab test yang hasilnya akan langsung keluar dalam waktu 5 jam. Dari data informasi, rapid test massal ini sudah diikuti 300 peserta, sebanyak 25 orang dinyatakan reaktif terhadap Covid-19 dan akan dilanjutkan dengan swab test.
"Ini kesempatan yang baik sekali bagi kita karena masyarakat yang terindikasi reaktif, tidak perlu menunggu lama. Hanya 5 jam untuk proses PCR," kata Neno.?
Rapid test massal ini merupakan hasil koordinasi dan kerjasama antara Badan Intelijen Negara (BIN), Pemerintah Kota Depok, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Depok dan Dinas Kesehatan Kota Depok.
Sementara itu, Walikota Depok Muhammad Idris mengapresiasi rapid test massal yang dilakukan BIN di wilayah Depok. Idris menegaskan rapid test massal yang digelar BIN ini untuk membantu Pemkot Depok menyisir dan mengidentifikasi penyebaran Covid-19 di wilayah tersebut.
"Nanti dengan rapid test ini, kemungkinan besar terjadi peningkatan pasien positif. Tetapi penambahannya melandai, di samping yang positif meningkat dan yang sembuh juga meningkat. Ini mudah-mudahan bisa menyelesaikan masalah ini," tegas Idris.
Senada dengan Idris, Anggota Komisi I DPR RI Muhammad Farhan juga menambahkan, BIN memang harus melakukan rapid test massal guna mengumpulkan data-data terkait kesehatan masyarakat Indonesia. Untuk itu, dia mengapresiasi langkah tepat yang dilakukan BIN dalam membantu percepatan penanganan Covid-19 di Indonesia.
“Kami apresiasi sekali adanya rapid test ini. Saya harapkan ini bisa berjalan terus dan tentu saja membantu kita dalam mengindentifikasi dan juga memiliki bekal dalam melawan Covid-19. Sekali lagi, ini langkah yang perlu diapresiasi,” katanya.
Sebelumnya, BIN juga telah menggelar rapid test massal di Rusun Tambora, Jakarta Barat pada 19 Mei 2020, kemudian rapid test massal di Kelurahan Pondok Betung, Tangerang Selatan, Banten pada 14-15 Mei 2020, rapid test massal di Kawasan Surya Kencana, Bogor, Jawa Barat pada Senin, 11 Mei (11/5/2020), serta rapid test massal di depan Terminal MRT Blok M, Jakarta pada Jumat, 8 Mei
Selain itu, bersamaan dengan peluncuran Mobile Laboratory, BIN juga menggelar rapid test massal di depan Stasiun Sudirman dan Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat pada Rabu, 6 Mei