Miris, Satu Keluarga di Pandeglang Tinggal di Rumah Ambruk

VIVA – Satu keluarga di Kampung Kadu Banen, Kecamatan Pandeglang, Pandeglang, Banten, merayakan Hari Raya Idul Fitri di rumah reyot dan tidak layak huni. Rumah yang dihuni Lia Marliani (41), Riki Rudianto (40) dan empat anaknya ambruk tahun 2018 lalu karena bencana pohon tumbang, hingga kini rumah tersebut dibiarkan apa adanya karena tak ada biaya untuk merenovasi.

Viral Kecelakaan Mobil Polisi vs Mobil Polisi di Pandeglang, Ini Penyebabnya

Tembok rumahnya yang berbata hanya sekitar 50 centimeter, sisanya menggunakan bilik dari anyaman bambu. Bahkan ada sisi lainnya, hanya ditutupi oleh kain dan spanduk bekas. Mirisnya, sebagian besar atap rumah sudah ambruk dimakan usia dan tertimpa pohon. 

Kini, hanya ditutupi oleh terpal, lantaran tidak memiliki uang untuk memperbaikinya. Jika hujan datang, maka rumahnya pasti bocor dan seluruh isi rumah basah oleh air hujan. Ironinya, rumah tersebut hanya berjarak satu kilometer dari kantor Bupati Pandeglang Irna Narulita.
 
"Kena angin 2018, kena bencana, pohon klengkeng dibelakang rumah rubuh kena rumah. Belum bisa ngebetulin karena kepentok sama biaya anak sekolah. Jadi di diemin aja. Keropos kali yah, rubuh makanya. (Kalau hujan) kebanjiran, panas kepanasan, basah semua kasur. Untuk sementara atapnya pakai terpal dulu supaya air hujan tidak terlalu masuk," kata Lia Marliani (41) saat ditemui dikediamannya, Jumat, 22 Mei 2020.

Spot Wisata Seru di Tanjung Lesung Banyak Banget, Bisa Buat Ide Liburan Natal dan Tahun Baru!

Terlebih, saat covid-19 melanda Banten dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB), Lia dan suaminya, Riki, tidak bisa berjualan. Mata pencaharian mereka yang sehari-hari berdagang nasi uduk harus berhenti.

Beruntung, tetangga dan saudara mereka perduli dengan memberikan bantuan, baik dalam bentuk sembako maupun makanan  untuk dimakan bersama keluarga Lia dan Riki.

ODGJ Bangun Rumah Tingkat dari Kayu Bekas yang Dikumpulkan Sendiri, Endingnya Mengejutkan...

Sang suami sudah tidak lagi bekerja, karena kontraknya tidak diperpanjang oleh sebuah SPBU di dekat rumahnya sejak tahun 2018. Masyarakat disekitar kampungnya pun mengeluarkan zakat fitrah untuk keluarga Lia dan Riki, agar bisa berlebaran.

"Kalau makan ada dari saudara pada ngasih, kebetulan bulan puasa pada ngasih zakat uang. Kalau dari yang lain enggak ada penghasilan," terangnya.

Lia dan suami mengaku tidak mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) maupun Bantuan Langsung Tunai (BLT). Padahal, rumah mereka tidak jauh dari Pendopo Bupati Pandeglang.

"Karena covid saya enggak dagang, suami enggak kerja. Saya harapnya dapet bantuan covid juga, soalnya kan saya juga enggak dapat PKH, BLT juga," jelasnya.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya