Kisah Pekerja Pabrik Tak Bisa Lebaran dengan Anak karena Wabah Corona
Berencana potong kambing
Ratih dan keluarga besarnya telah merencanakan berbagai hal untuk merayakan Lebaran, seperti memotong seekor kambing untuk dimakan bersama-sama.
Untuk membeli kambing tersebut, ia telah meminta iuran sebesar Rp 50.000 per orang. Ratih juga telah membeli koper, tikar, kompor gas, dan bantal untuk dibawa ke rumahnya di Lampung.
"Kami mau ketemu keluarga, keponakan dari Jambi pada mau datang ke rumah, mau bikin acara syukuran potong kambing buat makan-makan bersama," kata Ratih.
"Biasanya kalau mau Lebaran seperti ini saya belanja ke Tanah Abang beli keperluan anak saya, [seperti] baju, sepatu, sandal, tapi karena kasus [virus] corona ini saya belum sempat ke mana-mana, kan Tanah Abang juga tutup."
`Menunggu` kuota internet untuk bisa video call
Ketika Ratih pertama kali memberi tahu Fahmi bahwa ia tidak bisa pulang saat Lebaran nanti, Fahmi meminta kepada ibunya untuk tetap pulang.
"Kalau telepon anak saya suka nanya, `ibu kapan pulang?` Terus saya bilang, `Lebaran, tapi Lebaran kali ini nggak bisa pulang karena [virus] corona. Dia bilang `apa sih itu corona, biarin aja, yang penting ibu pulang, masak aku Lebaran gak ada ibu," ujar perempuan berusia 43 tahun itu.
Ratih adalah orang tua tunggal setelah bercerai dari suaminya pada 2010 lalu. Ia bekerja di Tangerang dan terpaksa meninggalkan Fahmi bersama tantenya di Lampung sejak Fahmi masih berusia 1,5 tahun.