Antisipasi Kemarau Panjang saat Corona, PUPR Optimalkan Tampungan Air

Bendungan Rotiklot NTT
Sumber :
  • Dok. Sekretariat Kepresidenan

VIVA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mengoptimalkan pengoperasian infrastruktur tampungan air seperti bendungan atau waduk maupun sumur bor di seluruh Indonesia. Optimalisasi ini sebagai upaya mengantisipasi dampak kemarau panjang tahun ini.

Sowan Perdana, Menag Nasaruddin Minta Nasihat dan Restu ke MUI

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, pihaknya menjaga ketersediaan bahan pokok hasil pertanian dan air bersih sangat diperlukan saat ini, terlebih di tengah wabah virus corona (Covid–19) yang membuat pangan dan air sangat diperlukan masyarakat.

"Untuk itu Kementerian PUPR berupaya melakukan langkah-langkah antisipasi menjamin ketersediaan air saat musim kemarau tiba,” kata dia dikutip dari siaran pers, Kamis 21 Mei 2020.

RK Pamer Bendungan Ciawi Atasi Banjir Jakarta, Dharma Pongrekun: Semoga Proyeknya Tidak Dikorupsi

Basuki mencatat jumlah waduk operasional saat ini sebanyak 241, meliputi 16 waduk utama dengan volume ketersediaan air sebesar 4.721 miliar m3 dengan area irigasi yang dapat dilayani sebesar 512.515 Ha atau 96,57 persen dari total 530.738 Ha.

Dari 16 bendungan atau waduk utama, 10 waduk memiliki tinggi muka air normal meliputi: Jatiluhur, Cirata, Saguling, Batutegi, Sutami, Wonorejo, Bili-Bili, Kalola, Way Rarem, dan Ponre-Ponre. Sementara enam waduk dengan tinggi muka air di bawah normal yakni Kedungombo, Wonogiri, Wadas Lintang, Cacaban, Selorejo, dan Batu Bulan.

Ridwan Kamil soal Bendungan Sukamahi dan Ciawi: Saya Tolong Jakarta untuk Kurangi Banjir

"Selain waduk, Kementerian PUPR juga memantau ketersediaan air dari 4.227 embung dan 344 situ dengan volume tampungan total sebesar 338,8 m3," ucap dia.

Di samping itu, disiapkan juga 7.914 sumur bor dengan memanfaatkan jaringan irigasi air tanah dan air baku seluas 118.652 Ha dan air tanah untuk air baku sebesar 2.386 m3/detik, 4.098 sumur bor berfungsi normal, sisanya 3.816 sumur bor mengalami gangguan operasional.

Dari 4.098 sumur bor yang berfungsi normal tersebut tersebar di tujuh Provinsi yakni Provinsi Sumatera 488 Sumur, Provinsi Kalimantan 46 Sumur, Provinsi Sulawesi 701 Sumur, Provinsi Jawa 1.514 Sumur, Provinsi Bali – Nusa Tenggara 1.190 Sumur, Provinsi Maluku 2 Sumur, dan Provinsi Papua 148 Sumur.

Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) perkiraan Awal Musim Kemarau 2020 akan terjadi pada April, dominan pada Mei, kemudian Juni dan Juli, serta puncaknya akan terjadi pada Agustus hingga September 2020.

Dampak kekeringan tersebut diprediksi akan terjadi terutama pada di 10 provinsi yaitu, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Sulsel, Bali, NTB, NTT, Maluku dan Papua dengan wilayah terdampak di 90 Kabupaten/Kota.

Selain itu untuk pertanian, wilayah yang diprediksi akan terdampak khususnya di 10 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Bali, NTB, NTT, Maluku, dan Papua dengan luas area irigasi terdampak 1.142.168 hektare.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya