Pengacara: Larangan Keluarga Bertemu Habib Bahar Pancing Massa Datang
- VIVAnews/Muhammad AR
VIVA – Kuasa Hukum Habib Bahar Bin Smith, Aziz Yanuar mengkritik proses pemindahan kliennya yang tanpa pemberitahuan keluarga ke Nusa Kambangan akibat masa yang berkumpul di Lapas. Sebaliknya, Aziz menilai Lapaslah yang memancing massa datang dengan melarang keluarga bertemu Habib Bahar.
"Treatment terhadap Habib Bahar bin Smith sangat berlebihan. Pemindahan itu subjektif bahkan sudah menjurus ke arah memanfaatkan untuk kepentingan politik dan menjadi alat untuk mengalihkan isu," kata Aziz dihubungi VIVAnews, Rabu 20 Mei 2020.
Aziz menepis keterangan Lapas melalui Dirjen Kemenkumhan yang menyebut penyebab pemindahan kliennya karena tindakan massa yang meresahkan. Sebaliknya, massa yang tak terbendung datang ke Lapas akibat pihak larangan Lapas kepada keluarga menemui Habib Bahar. Sehingga tuntutan massa yang datang hanya satu yakni mengizinkan pihak keluarga bisa menemui Habib Bahar.
"Jika alasannya karena massa pendukungnya kemarin melakukan aksi di depan Lapas GN Sindur dipahami dan didengar sebenarnya sederhana. Mereka hanya ingin Habib Bahar dapat perlakuan baik yang dibuktikan dengan dapat dilihat sejenak oleh keluarga dan pengacara. Sederhana butuh hanya dua menit pagi kemarin saat keluarga datang," kata Aziz.
Aziz mengatakan, keluarga dan pengacara Habib telah tiba di Lapas sejak pukul 06.00 WIB. Sementara massa mulai berdatangan siang hari hingga malam. Dirinya menjamin tidak ada jemaah maupun satri yang datang jika keluarga tidak dilarang menjenguk. Sebaliknya, lapas justru bersikap arogan dengan menolak keluarga yang datang.
"Saya jamin tidak akan ada massa datang melakukan aksi. Apalagi itu kan hak seseorang untuk didampingi kuasa hukum dan mendapat perlakuan baik meski selama ditahanan. Tapi yang dilakukan Lapas Gunung Sindur kemarin malah dengan arogan menolak Habib Bahar dilihat sejenak meski oleh keluarga dan pengacara," kata Aziz.
"Dini hari baru boleh dilihat setelah dari pagi massa melakukan aksi, kemudian karena aksi itu lalu Habib Bahar dipindah ke Nusakambangan dengan alasan massa pendukungnya meresahkan," imbuh Aziz.
Aziz menilai sikap Lapas Gunung Sindur sebagai tindakan konyol yang arogan dan tidak mencerminkan pelayan dan pengayom masyarakat.
"Ini konyol, karena sebab dari mereka akibat ditanggung oleh Habib Bahar. Sangat konyol, arogan dan menunjukkan mental tiran dan mental 'Sultan' anti kritik bukan sebaliknya mental melayani dan pengayoman sebagaimana slogannya dan buruk bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Pengayom hanya pemanis dan slogan belaka," kata Aziz.