PSBB Diterapkan, Warga Sidoarjo Mulai Terima BLT Dana Desa
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa mulai diserahkan kepada warga penerima di Kabupaten Sidoarjo, salah satu daerah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Penyerahan BLT itu di antaranya diberikan kepada penerima warga Desa Brebek, Kecamatan Waru, Sidoarjo.
Secara simbolis, penyerahan BLT DD di Brebek dilaksanakan langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di desa setempat pada Minggu, 17 Mei 2020. Mereka para penerima manfaat menerima bantuan berupa uang tunai masing-masing sebesar Rp600 ribu plus paket sembako.
Secara keseluruhan, Dana Desa untuk Sidoarjo sebesar Rp87,9 miliar yang akan didistribusikan kepada 48.714 penerima. Sedangkan Dana Desa yang tersalurkan untuk warga desa Brebek sebesar Rp24 juta untuk 134 penerima.
“Sesuai arahan Bapak Presiden, penyaluran Dana Desa tahap pertama [ditargetkan] selesai sebelum Idul fitri. Dana Desa ini sekali terima Rp600 ribu selama tiga kali [dalam tiga bulan]. Ini segera dicairkan supaya menjelang Lebaran masyarakat terdampak merasa ada bantalan sosial," kata Khofifah sebagaimana keterangan tertulis diterima pada Senin, 18 Mei 2020.
Dengan dana itu, Khofifah berharap dana tersebut dapat dimanfaatkan betul-betul untuk memenuhi kebutuhan utama selama masa pandemi Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19, bukan untuk keperluan yang tidak jelas.
Khofifah menjelaskan, di masa pandemi Covid-19 yang begitu besar ini, masyarakat harus melakukan penguatan pencegahan penyebaran virus corona di kawasan tempat tinggalnya. Sebab, saat ini penyebaran sangat masif sehingga masyarakat harus memiliki kewaspadaan untuk mencegah, termasuk di Sidoarjo.Â
Khofifah pun secara langsung menghadiri rapat koordinasi bersama Forkopimda Kabupaten Sidoarjo untuk melihat detail penyebaran dan upaya yang bisa dilakukan. Temuan Gugus Tugas Covid-19 setemat, ada tambahan siginifikan dari kecamatan Waru. Di antaranya terdapat satu RW di salah satu desa di Kecamatan Waru yang reaktif setelah dilakukan rapid test.
"Maka apa yang bisa kita lakukan adalah untuk percepatan testing, apakah melalui rapid atau PCR. Setelah itu percepatan tracing karena kalau lambat maka mobilitas penyebaran (corona) tinggi. Ketiga, treatmen yaitu adanya penanganan supaya cepat sembuh," tandas Khofifah.