Wali Kota Solo Usul Patung Didi Kempot Dibangun di Studio Lokananta
VIVA – Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengusulkan monumen penyanyi campursari Didi Kempot untuk dibangun di Lokananta. Seperti diketahui pelantun lagu Stasiun Balapan itu mengawali karir rekamannya di Studio Lokananta, Solo.
Meninggalnya Didi Kempot memunculkan petisi di laman change.org untuk mendirikan patung penyanyi berjuluk The Godfather of Broken Heart itu di Stasiun Balapan, Solo. Stasiun tersebut dipilih lantaran lagu Didi Kempot yang kondang pada awal karirnya berjudul Stasiun Balapan.
Hanya saja Wali Kota Solo yang akrab disapa Rudy itu memiliki usulan lain, yakni mendirikan monumen patung Didi Kempot di Studio Lokananta. Studio tersebut dianggap memiliki ikatan sejarah yang erat dengan penyanyi yang kerap dipanggil Lord Didi.
"Kalau di Lokananta itu tepat sekali karena Mas Didi Kempot saat rekaman lagu Stasiun Balapan yang melambungkan namanya juga itu juga di sana," kata dia di Solo, Minggu, 17 Mei 2020.
Selain lagu Balapan Solo, lanjut Rudy, Didi Kempot juga rekaman sejumlah lagu yang menjadi hits di Lokananta pada masa lalu. Oleh sebab itu, jika nantinya patung Didi Kempot dibangun di tempat destinasi wisata seperti Lokananta sangat menguntungkan semuanya.
"Namanya akan tetap Abadi, terus Lokananta destinasi cagar budaya. Jadi kalau di sana itu tepat sekali, daripada di Balapan. Mereka bisa mengunjungi Lokananta sembari melihat patung Didi Kempot serta sejarahnya saat rekaman di Lokananta," ucapnya.
Hanya saja untuk mendirikan monumen Didi Kempot itu, Rudy mengaku akan konsultasi terlebih dahulu dengan para seniman dan budayawan. Namun rencana tersebut kemungkinan bakal terealisasi setelah pandemi corona di Tanah Air berakhir.
"Itu kan tidak harus sekarang tho. Nanti setelah selesai pandemi baru kita bicarakan. Saya enggak mau memutuskan sendiri, tapi nanti saya mau bicarakan dengan para tokoh dan masyarakat maunya gimana," ucapnya.
Seperti diketahui, Studio Lokananta awalnya merupakan perusahan rekaman musik pertama dan satu-satunya yang dimiliki negara. Selain itu, Lokananta juga menjadi perusahaan rekaman piringan hitam pertama pada waktu itu.
Selain Didi Kempot, maestro keroncong seperti Gesang sang pencipta lagu Bengawan Solo, dan Waldjinah juga meniti karir rekamannya di Studio Lokananta.
Bahkan, sebelum meninggal, Didi Kempot juga sempat shooting di studio akustik Lokananta untuk konser amal dari rumah untuk penggalangan dana penanganan pandemi virus corona yang disiarkan salah satu televisi swasta di Tanah Air.