Inovasi Berbasis Teknologi dari Indonesia untuk Hadapi Virus Corona
Menurutnya, robot RISA BCL bisa menoleh ke empat sisi dan melakukan "zoom" dari 10 cm hingga 5 km, sehingga dapat meringankan pekerjaan para dokter yang bertugas mengawasi pasien dan harus mengenakan APD sebelum masuk ke ruang ICU.
Robot disinfeksi dengan sinar ultraviolet
Robot ini bisa melakukan tugas disinfeksi di sebuah ruangan tanpa menggunakan cairan pembersih. (Koleksi Telkom University dan LIPI Bandung)
Selain robot RAISA, terdapat juga robot karya warga Indonesia lainnya dengan fungsi yang berbeda, yaitu untuk mendisinfeksi ruangan isolasi menggunakan sinar UVC atau Ultra Violet type-C.
Robot tersebut bernama "Autonomous UVC Mobile Robot" (AUMR) yang diciptakan oleh Telkom University dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Bandung.
Ravindra Ditama, atau Tama, manajer teknik dari tim robot mengatakan penggunaan sinar ultraviolet dalam proses disinfeksi lebih efektif dibandingkan menggunakan cairan.
"Cara kerja [AUMR] adalah dengan memancarkan sinar UVC, sehingga DNA virus akan mati dengan tidak mereplikasi dirinya," kata Tama kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.
"Awalnya kami juga berpikir untuk menggunakan desinfektan cairan, tapi cairan tersebut untuk tidak tahan lama dan dapat meninggalkan bekas, seperti ketika disiram ke benda, benda itu akan berjamur."
Sejak dua bulan lalu, tim yang beranggotakan 11 orang sudah menciptakan enam buah robot AUMR. Robot ini sudah diuji di tiga rumah sakit dan diharapkan dapat segera beroperasi.