Sudah 63 Ton Daging Babi Jadi Daging Sapi Beredar di Bandung
VIVA – Polisi mengungkap peredaran daging babi yang disamarkan menjadi daging sapi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang sudah berlangsung hampir setahun. Daging babi itu diduga sudah beredar di kecamatan Banjaran, Baleendah, dan Majalaya.
Pemalsuan daging sapi ini membuat pedagang daging di pasar tradisional di tiga wilayah itu cemas. Dengan pengungkapan kasus ini, membuat warga tidak mau membeli daging dari pasar di Kabupaten Bandung.
Para pedagang mengungkap mengalami penurunan penjualan. Ini dikarena warga menjadi was-was. Hal ini disampaikan Jajang pedang daging sapi.
"Ini jelas mengurangi pendapatan. Pembelinya ini jadi pada takut," kata Jajang, Selasa 12 Mei 2020.
Tapi para pedagang memastikan bahwa daging yang mereka jual adalah daging sapi. Mereka yakin tidak akan tertipu dengan daging babi yang disamarkan dengan daging sapi.
"Sudah pengalaman, bisa membedakan, dari mulai warna, tekstur daging, saya sudah tidak khawatir lagi," kata Hendra.
Para pedagang meminta instasi terkait bisa menyakinkan masyarakat. Daging yang dijual di Pasar Majalaya dan Baleendah bukan daging babi.
Modus pemalsuan daging sapi
Para pelaku sengaja memalsukan daging babi dengan berbagai cara agar bisa menyerupai daging sapi. Daging babi diberi boraks agar warna dan tekstur menyerupai. Daging lalu dibebukan dan dijual dengan harga lebih murah dari harga pasaran.
Modus licik ini telah diungkap oleh polisi. Bupati Bandung, Dadang M Nasser mengatakan, sebetulnya sejak awal jelang ramadan, bahwa kami telah minta mewaspadai peredaran daging babi. Ini bukan kali ini saja, ini kewaspadaan dari polisi, sebelum beredar banyak sudah terungkap dan terangkap.
"Mereka mengaku menjual 63 ton selama tahun ini. Jadi bukan saat ramadan saja. Sebetulnya sangat mudah membedakan, mereka jual di lapak luar, bukan di kios di dalam pasar. Palsu pasti curigai harga dapat ditawar murah," katanya.
Menurutnya, dengan kesigapan petugas, kamudian diungkap ada peredaran daging babi ini. Penjualnya adalah pedagang musiman, saat bulan puasa dan jelang lebaran.
"Polisi menelusuri dan dicek ternyata memang daging babi yang berasal dari Solo. Satu orang dari Wonosobo dan tiga dari Solo," katanya.
Dadang M Nasser memastikan tidak permainan dengan oknum petugas terkait dengan peredaran daging celeng ini. Dia memastikan telah dilakukan rapat koordinasi untuk mengantasipasi peredaran daging babi saat puasa.
Dia mengungkapkan, ada juga daging babi yang masuk dari Sumatera, terutama dari Lampung. Daging babi ini dikirim menggunakan paket bus malam. Tapi saat ini yang beredar berasal dari peternakan di Solo.
"Tidak leluasa, ini sudah terciduk. Kami sudah sweeping di berbagai tempat. Semua pasar sudah bersih," katanya.
Tapi memang, waktu itu ada peredaran di Pasar Banjaran. Orang yang mengontrak di Bandung telah menjual daging babi. Dan diakui telah menjual 63 kilogram daging babi. Dia menjual dengan harga Rp90 ribu. Padahal daging sapi yang benar Rp120 ribu.
"Mereka menggunakan para pengecer di lapak. Kerja sama dengan orang dalam belum terlacak," katanya.