Anggarkan APD untuk Atlet dan Pelatih, Kemenpora Dikritik
VIVA – Anggota Komisi X DPR Abdul Hakim Bafagih mengkritik realokasi anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang diproyeksikan membeli alat pelindung diri (APD) untuk atlet dan pelatih. Kebijakan ini disorot karena atlet dan pelatih masih melakukan latihan mandiri di rumah.
"Kami mempertanyakan tujuan dan urgensi refocussing kegiatan dengan anggaran sebesar Rp39,8 miliar untuk dukungan APD bagi atlet dan pelatih yang masih melakukan latihan mandiri di rumah, stakeholder olahraga dan kelompok suporter yang akan dilaksanakan oleh unit kerja Deputi bidang Peningkatan Prestasi Olahraga," kata Bafagih di Jakarta, Senin 11 Mei 2020.
Bafagih berpendapat, atlet dan pelatih yang melakukan latihan mandiri di rumah lebih membutuhkan dukungan asupan. Saran ini penting demi menjaga stamina dan perangkat pendukung untuk menjaga kebugaran dan performanya.
Pun, Kemenpora disarankan agar mendorong atlet, pelatih hingga suporter mendukung kebijakan bekerja, belajar dan beribadah dari rumah. Lalu, sosialisasi imbauan physical distancing atau menjaga diri fisik daripada membeli APD.
Ia juga menyarankan pada Menpora Zainuddin Amali mendorong agar atlet melakukan latihan di rumah daripada melakukan pengadaan yang tidak efektif. Dengan cara ini diharapkan stamina dan performa mereka tetap terjaga ketika mereka nanti dapat kembali berlatih secara normal.
"Tidak harus mulai dari nol lagi, yang tentunya akan menyita waktu yang tidak sebentar," lanjut politikus PAN itu.
Kemudian, ia menjelaskan Kemenpora telah merealokasi anggaran hingga Rp564,8 miliar. Namun, Kemenpora tidak bisa menggunakan anggaran tersebut karena berkaitan dengan pelaksanaan PON XX dan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) di Papua yang ditunda hingga 2021.
"Itu adalah anggaran yang sedianya akan digunakan untuk pelaksanaan PON XX dan Peparnas di Papua, yang beberapa waktu lalu telah diputuskan untuk ditunda gelarannya pada 2021 mendatang," tutur Bafagih.