Buronan KPK Nurhadi Terdeteksi Sering Tukar Dolar di Jakarta

Mantan Sekretaris Mahkamah Agung Nurhadi Abdurrachman.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Edwin Firdaus.

VIVA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga kini belum berhasil menangkap mantan Sekretaris Mahkamah Agung, Nurhadi. Meskipun Nurhadi sudah dicegah keluar negeri.

Namun, beberapa waktu ini terdapat kabar yang menyebutkan Nurhadi aktif menukarkan uangnya. Informasi tersebut diungkapkan pihak Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI).   

Koordinator MAKI, Boyamin Saiman, mengaku mendapatkan informasi bahwa Nurhadi sering menukarkan uang dolar miliknya di dua tempat money changer di Jakarta

"Ada dua tempat money changer di Jakarta yang biasa digunakan oleh Nurhadi untuk menukarkan uang dolar miliknya yaitu di daerah Cikini dan Mampang," kata Boyamin kepada awak media, Senin, 11 Mei 2020.

KPK Usut Pejabat BPK yang Diduga Terima Aliran Uang Korupsi Proyek Jalur Kereta


Menurut Boyamin, Nurhadi rutin menukarkan uang dolar miliknya seminggu tiga kali. Setiap minggunya, tersangka suap pengurusan perkara di MA itu bisa menukarkan uang mencapai Rp3 miliar.

"Biasanya tiap minggu menukarkan uang dua kali sekitar Rp1 M untuk kebutuhan sehari-hari dan akhir pekan lebih banyak sekitar Rp1,5 M untuk gaji buruh bangunan serta gaji para pengawal," ujarnya.

Namun, lanjut Boyamin, bukan Nurhadi langsung yang menukarkan uang, melainkan menantunya Rezky Herbiyono yang saat ini juga menjadi buron KPK atas kasus yang sama.

"Yang melakukan penukaran bukan Nurhadi, biasanya menantunya Rezky Herbiyono atau karyawan kepercayaannya," imbuhnya.

Boyamin berdalih sudah menyampaikan informasi ini ke KPK. Ia berharap KPK dapat melacak jejak-jejak keberadaan Nurhadi dari transaksi tersebut sehingga bisa segera menangkapnya.

"Saya Rabu pekan kemarin sudah menyampaikan informasi ini ke KPK secara detail termasuk nama tempat money changer-nya, termasuk lokasinya," imbuh Nurhadi

Sebelumnya, Boyamin juga mengaku sudah memberi informasi ke KPK mengenai seluruh harta Nurhadi. Di antaranya yakni rumah, vila, apartemen pabrik tisu di Surabaya, kebun sawit di Sumatera Utara, dan usaha sarang burung walet di Tulungagung.

"Dengan diketahui harta benda dan cara penukaran uang, semestinya KPK mampu untuk mempersempit pergerakan Nurhadi dan menantunya sehingga memudahkan untuk menangkapnya," kata Boyamin.