Dampak Psikologi Virus Corona di Indonesia dan Cara Mengatasinya
Di Indonesia, survei ini melibatkan 1.319 responden.
Moh Abdul Hakim dari UNS Solo terlibat dalam survei global mengetahui dampak psikologis pandemi dan daya tahan masyarakat. Foto: Supplied
"Hampir seluruh responden mengalami tekanan psikologis akibat pandemi. Empat faktor pemicunya: ketakutan terinfeksi virus, kekurangan kebutuhan dasar, tuntutan menyesuaikan perilaku, dan larangan berkumpul," kata Abdul Hakim.
Menurutnya yang menarik dari suvei adalah anak-anak muda yaitu usia 21 ke bawah cenderung mengalami tekanan paling berat dibanding kelompok usia yang lebih tua.
Namun menurutnya, tekanan psikologis tidaklah berkembang menjadi stres yang akut.
"Hanya sekitar 20-26 persen responden yg teridentifikasi mengalami stres akut, seperti susah tidur, gampang marah, dan tegang," kata Moh Abdul Hakim yang baru menyelesaikan PhD dari Massey University di Selandia Baru.
Menurut Abdul Hakim, berbeda dengan warga negara lain, warga di Indonesia memiliki cara tersendiri dalam beradaptasi di tengah krisis virus corona.
Rasa solidaritas yang dimiliki warga Indonesia yang melibatkan tidak hanya keluarga dekat namun juga kalangan yang lebih luas seperti tetangga, teman kantor atau bahkan kelompok sosial informal seperti ikatan alumni atau kelompok hobi.
Gotong Royong di Tengah Pandemi
Komunitas Sarapan Gratis kini sudah menyediakan pula beberapa peralatan untuk menjaga kebersihan tubuh. (Koleksi Claudia Lengkey)