Logo BBC

Virus Corona: Robot Pembasmi Virus Diciptakan di Bandung

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melarang penyemprotan disinfektan ke tubuh guna mematikan virus corona seperti yang dilakukan di beberapa daerah di Indonesia beberapa waktu lalu.

Melalui akun resminya di media sosial, WHO Indonesia menjelaskan bahaya penyemprotan disinfektan jika mengenai selaput lendir seperti mata dan mulut.

Larangan itu mendorong sejumlah dosen dan mahasiswa Telkom University untuk menciptakan robot pembasmi kuman, sebagai pengganti penyemprotan disinfektan.

Robot bernama Autonomous UVC Mobile Robot atau disingkat AUMR ini bersenjatakan sinar ultraviolet tipe C atau UVC yang diharapkan dapat membunuh virus penyebab penyakit Covid 19. Sinar UVC itu terpancar dari enam buah lampu yang terpasang di badan robot.

Risnanda Satriatama, manajer riset dan pengembangan robot AUMR, menjelaskan cara kerja robot tersebut.

"Lampu UVC ini memiliki tipe panjang gelombang antara 200 sampai 280 nanometer. Panjang gelombang tersebut dapat membunuh atau mengurangi kemampuan DNA atau RNA dari si virus itu. Maka virus itu tidak akan mereplikasi lagi. Jadi virus itu bisa dibilang terbunuh," jelas Risnandar kepada wartawan di Bandung, Yuli Saputra, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Bagaimanapun, belum ada penelitian yang valid mengenai efektivitas sinar UVC dalam membunuh SARS-Cov2, virus penyebab penyakit Covid-19.

Sinar UVC yang dijadikan senjata pembasmi corona diyakini lebih ramah lingkungan. "Sinar UVC tidak akan meninggalkan bekas bahan kimia setelah sterilisasi, berbeda dengan disinfektan semprot," papar Risnanda.