Solok Selatan Umumkan Kasus Pertama Corona

VIVA – Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat mengumumkan kasus pertama Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19. 

Diduga Ada Bekingan, Kompolnas Tuntut Polda Sumbar dan Polres Solok Selatan Buntut Polisi Tembak Polisi

Sejak pandemik mematikan itu merebak dan menyerang Ranah Minang pada 26 Maret 2020, Kabupaten yang memiliki moto Sarantau Sasurambi (Sekawasan Sepekarangan) dan dikenal dengan objek wisata Seribu Rumah Gadang merupakan salah satu wilayah zona hijau, negatif COVID-19.

Namun, benteng pertahanan yang dibangun dan dijaga sedemikian rupa selama ini, akhirnya jebol juga. Hasil swab tes dari Laboratorium Dioagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang menyatakan, sebanyak warga Solok Selatan, terkonfirmasi positif terinfeksi COVID-19. 

Penampakan Tambang Galian C yang Jadi Pemicu AKP Dadang Tembak Mati Kompol Anumerta Ryanto

Ketiganya, merupakan satu keluarga yang terdiri dari, Ibu, Anak dan Cucu asal Nagari Pakan Rabaa Tangah, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD).

Pelaksana Tugas Bupati (Plt) Bupti Solok Selatan Abdul Rahman menyebutkan, sebelum Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap Pertama, warga Solok Selatan dengan inisial “YT” yang berprofesi sebagai Guru, bersama dengan anaknya “AA” berusia 18 tahun, sempat berkunjung ke Kota Padang karena ada urusan keluarga. Di Padang, mereka bertemu dengan anaknya yang tinggal di sana.

Pakar Forensik Heran Polri Tak Ungkap Isu Beking Tambang Ilegal di Kasus Polisi Tembak Polisi

"Mereka sempat ke kota Padang. Sesampai di Solok Selatan dari Padang, karena ada keluhan mereka mendatangi Puskesmas di Pakan Rabaa. Kemudian, mendapatkan pelayanan disana. Karena gejala ringan, dikasih obat dan menjalani isolasi mandiri. Ibu dari “YT” berinisial “YS” usia 80 tahun, juga terinfeksi," kata Abdul Rahman, Rabu 6 Mei 2020.  

Dijelaskan Abdul, Ketiga warganya tersebut dinyatakan positif terinfeksi COVID-19, setelah pihaknya mengirimkan ratusan sampel spesimen yang diambil secara acak. Sampel-sampel yang diambil itu, menyasar kepada orang-orang yang ditengarai terjangkit Pandemik COVID-19. Ada ODP, OTG, PDP dan mereka yang baru datang dari luar Kabupaten Solok Selatan.

Awalnya kata Abdul, dari total 109 sampel spesimen yang dikirim ke Laboratorium Dioagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas untuk di uji, hanya 97 sampel yang masuk klasifikasi. 

Sementara, 12 sampel lainnya tidak layak untuk diuji atau tidak memenuhi klasifikasi. Nah, setelah dilakukan ulang pengambilan sampel untuk yang 12 ini, dikirim kembali ke laboratorium. Dan hasilnya, tiga diantaranya itu dinyatakan positif.

"Yang tiga warga kita positif ini, setelah kita lakukan pengambilan sample ulang. Ada 12 sampel yang diambil ulang. Hasilnya, tiga positif," ujar Abdul Rahman.

Melihat kasus penyebaran pandemik COVID-19 sudah menyerang Solok Selatan, Abdul Rahman menegaskan pihaknya akan segera dengan cepat memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Salah satunya dengan melakukan tracing kontak. Selain itu, pihaknya juga sudah mengambil sampel dari 17 petugas kesehatan dan orang-orang yang pernah kontak atau berin teraksi dengan ketiga warganya yang positif tersebut. 

"Kami sudah lakukan tracing terhadap yang pernah berinterakksi dengan yang bersangkutan. Baik yang di puskesmas, maupun di RS dan warga yang diduga sudah terlibat interaksi dengan ketiga yang terpapar ini. Kami sudah ambil sampel swab di RSUD Muara Labuh terhadap petugas kesehatan 17 orang. Swab masih terus berlanjut," tutup Abdul Rahman.


--

Ilustrasi tembakan.

Rumah Cawabup Solok Selatan Yulian Efi Ditembak OTK

Rumah Cawabup Petahana Solok Selatan nomor urut 1, Yulian Efi menjadi sasaran aksi penembakan oleh orang tak dikenal (OTK) pada Rabu dini hari, 27 November 2024.

img_title
VIVA.co.id
27 November 2024