Virus Corona di AS Merajalela, Trump Malah Mau Bubarkan Gugus Tugas
VIVA – Pemerintah Amerika Serikat akan membubarkan gugus tugas penaganan wabah virus corona (Covid-19) akhir Mei ini. Padahal kasus penularan baru dan jumlah kematian akibat Covid-19 di AS itu masih tinggi.
Menurut stasiun berita BBC, pembubaran gugus tugas itu dikonfirmasi sendiri oleh Presiden Donald Trump. Begitu pula Wakil Presiden Mike Pence, yang menyatakan gugus tugas itu akan dihentikan dalam beberapa pekan mendatang.
"Akan dibubarkan sekitar Hari Pahlawan [25 Mei 2020]. Namun para pakar medis tetap akan memberi saran [ke Presiden Donald Trump] setiap hari dan bisa dihubungi media massa selama beberapa bulan mendatang," ungkap seorang pejabat Gedung Putih, seperti dikutip stasiun berita CNN.
Rencana Gedung Putih membubarkan Gugus Tugas Covid-19 itu pertama kali dilaporkan oleh Harian The New York Times. Padahal gugus tugas itu selama ini jadi komponen yang paling vital dalam menangani wabah virus corona di AS.
Tidak dijelaskan apa penyebab pembubaran itu. Namun, langkah ini terjadi saat Presiden Trump ingin segera membuka kembali roda perekonomian AS yang lumpuh saat sejumlah negara bagian memberlakukan lockdown (karantina wilayah) setelah mengikuti rekomendasi dari gugus tugas wabah corona. Rencana Trump itu didukung oleh pelaku bisnis dan para politisi.
Padahal wabah virus corona di AS masih jauh dari usai. Jumlah kasus baru virus corona di Negeri Paman Sam tiap hari melebihi 20.000 kasus dan tingkat kematian per hari melampaui 1.000 jiwa.Â
AS kini memiliki jumlah kasus virus corona terbanyak di dunia, melebihi 1,2 juta kasus dan lebih dari 70.000 orang meninggal dunia, ungkap data dari Johns Hopkins University di Baltimore, Maryland.
Bahkan, simulasi dari lembaga riset berpengaruh Institute for Health Metrics and Evaluation di University of Washington memproyeksikan bahwa tingkat kematian penderita virus corona di AS bisa bertambah sampai 134.000 pada 4 Agustus mendatang.