Empat Proyek Besar Pelindo III Tetap Berjalan saat Pandemi Corona

Proyek pelabuhan Pelindo III
Sumber :
  • Dok. Pelindo III

VIVA – PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III memastikan kegiatan investasi tetap berjalan di tengah pandemi virus corona. Kepastian ini ditandai dengan tetap berjalannya empat proyek investasi besar yang dimiliki oleh Perusahaan pelat merah di bidang pelabuhan itu.

Tingkatkan Kualitas Sarana Transportasi Laut, Kemenhub Minta Penyelenggara Pelabuhan Lakukan Ini

Berjalannya proyek tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi pengangguran akibat terhentinya proyek dan dikerjakan dengan protokol penanganan Covid-19 yang sangat ketat.

Direktur Utama Pelindo III Doso Agung mengatakan, perusahaannya menyeleksi secara cermat dan ketat, proyek-proyek di Pelindo III yang harus dihentikan akibat adanya pandemi. Di mana proyek yang tetap dapat berjalan untuk menghindari pengangguran yang meluas.

Kata Menhub Dudy soal Rencana Pemindahan Pelabuhan Impor

“Kami berhitung dengan hati-hati dan mempertimbangkan faktor-faktor keselamatan dan pemulihan ekonomi. Proyek yang tetap berjalan, bukan semata-mata hanya untuk mengejar target, tapi juga memberikan perlindungan bagi para pekerja operasional supaya tidak kehilangan pekerjaan di dalam situasi sulit,” kata Doso Agung lewat keterangan resmi, Senin 4 Mei 2020. 

Selain itu, dia menuturkan, proyek yang tetap berjalan itu untuk menjaga ekonomi tetap bergerak di proyek yang dimungkinkan. “Untuk itu, kami menerapkan protokol yang sangat ketat dalam bekerja, terutama menyangkut protokol pandemi Covid-19,” kata dia.

Erick Thohir Bakal Merger Pelni dan ASDP Masuk ke Pelindo

Diuraikan, investasi dan proyek yang tetap berjalan antara lain adalah peningkatan fasilitas pelabuhan khususnya kapal pesiar. Langkah tersebut merupakan upaya Pelindo III dalam mendukung program pemerintah untuk mendongkrak jumlah pariwisata melalui jalur laut khususnya dengan kapal pesiar ketika nantinya pandemi Covid-19 berakhir.

Proyek wisata maritim di Bali yaitu Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) ditargetkan dapat menyediakan fasilitas dan infrastruktur terintegrasi di Pelabuhan Benoa. Ssehingga semakin memperkuat sektor pariwisata Bali secara keseluruhan. “Saat ini, proses desain dan perizinan masih terus berjalan,” imbuhnya. 

Dia menambahkan, pihaknya menggandeng sejumlah stakeholder untuk membangun BMTH seperti BUMN yang terlibat dalam pariwisata, logistik, energi, Kemenparekraf, BKPM, Kementerian Agraria dan Tata Ruang. “Serta swasta untuk bersinergi bersama membentuk komunitas dan membangun Bali Maritime Tourism Hub," paparnya.

Di area seluas 128 hektare BMTH tersebut, akan diatur tata ruang yang ada di pelabuhan dengan memisahkan lokasi pelabuhan sesuai kebutuhan. Lokasi itu akan dibagi menjadi lokasi kapal pesiar, lokasi peti kemas, terminal curah cair, lokasi untuk UMKM, dan lain-lain untuk meningkatkan pariwisata maritim.

Proyek lain yang tetap berjalan adalah Terminal Gili Mas di pulau Lombok NTB. Ini adalah terminal untuk sandar kapal pesiar yang dibangun untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang dipersiapkan sebagai kawasan pariwisata unggulan di Pulau Lombok NTB.

Proyek ini, lanjut dia, dibangun untuk mendukung pembangunan sirkuit Mandalika hingga rencana pelaksanaan event motoGP, nantinya terminal Gili Mas adalah salah satu pintu masuk wisata melalui jalur laut. 

“Progres pembangunan fisik dermaga sepanjang 440 meter, terminal penumpang dengan kapasitas hingga 1.500 orang, dan fasilitas pendukungnya telah selesai 100 persen. Dengan demikian, wisatawan tidak perlu lagi menggunakan sekoci untuk mencapai daratan seperti yang selama ini dilakukan di Pelabuhan Lembar. Hal tersebut tentu menambah keamanan dan kenyamanan penumpang,” katanya.

Proyek berikutnya yang berjalan adalah pembangunan Terminal Multipurpose Labuan Bajo NTT, merupakan pelabuhan khusus logistik pertama di wilayah Labuan Bajo. Terminal ini dilengkapi sejumlah fasilitas di antaranya dua dermaga utama yaitu dermaga multipurpose dengan kapasitas kapal hingga 25 ribu DWT dan dermaga curah cair dengan panjang 120 meter.

Pelabuhan hasil kolaborasi antara Kementerian Perhubungan dan Pelindo III tersebut dibangun dengan kapasitas petikemas hingga 100 ribu Twenty-Foot Equivalent Units (TEUs) dan untuk curah cair hingga 1,5 juta ton per tahun. 

“Sampai saat ini sedang dilakukan proses pelelangan, dan setelah ditentukan pemenang lelang, kami langsung kebut pelaksanaan pembangunan dan yakin dapat diselesaikan tahun ini,” kata Doso Agung.

Dia mengatakan pihaknya juga ikut menjaga ketahanan energi nasional khususnya pasokan LNG untuk provinsi Jawa Timu. Saat ini pihaknya bersama PT PGN terus mengerjakan Terminal Teluk Lamong (TTL) dan telah mencapai progres 90 persen.

“Diharapkan fasilitas tersebut dapat beroperasi pada bulan Juni 2020. Beroperasinya terminal LNG tersebut akan membuat produktivitas industri di Jawa Timur akan bangkit kembali bertepatan meredanya pandemi Covid-19,” tutupnya.

[dok. Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub]

Sepakati Standar Kapal Demi Cegah Detensi, RI-Tiongkok Teken MoU Keselamatan Maritim

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt Antoni Arif Priadi menjelaskan, kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan maritim yang meliputi beberapa bidang.

img_title
VIVA.co.id
8 November 2024