Pandemi Corona dan Multiplier Effect Saat Harga Solar Diturunkan

Bambang Haryo Soekartono.
Sumber :

VIVA – Pemerintah diminta segera melakukan langkah pencegahan agar ekonomi tidak lumpuh akibat pandemi Covid-19. Dengan segera menurunkan harga bahan bakar solar, diharapkan mampu mendongkrak kinerja sektor industri, transportasi dan UMKM.

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jawa Timur, Bambang Haryo Soekartono mengatakan, harga solar, termasuk solar subsidi, seharusnya saat ini disesuaikan dengan harga minyak mentah dunia yang anjlok ke titik terendah sepanjang sejarah. 

Harga minyak mentah Brent untuk kontrak Juni berada sekitar US$20 per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) US$12 per barel. Karena itu, solar yang merupakan kebutuhan dasar bagi industri, transportasi dan UMKM, akan ikut memperkuat kondisi perekonomian bila harganya bisa segera disesuaikan. 

Malaysia Detects Over 6000 Coronavirus Cases in a Week

"Kalau harganya sesuai dengan harga minyak dunia yang sangat murah saat ini pasti akan sangat membantu dunia usaha bertahan hidup, sehingga bisa mencegah PHK massal dan menggerakkan kembali ekonomi yang lumpuh,” katanya pada Minggu, 3 Mei 2020.

Bambang Haryo berharap Presiden Jokowi menekan Pertamina agar transparan dan segera menurunkan harga solar. Cara ini sangat mendesak untuk dilakukan guna menyelamatkan kondisi perekonomian akibat wabah corona. 

Ditemukan di Sejumlah Negara, Seberapa Bahaya Varian Baru Virus Corona Pirola?

“Ini kesempatan bagi Presiden Jokowi untuk membuktikan benar-benar pro-rakyat. Jika harga solar turun sesuai harga sebenarnya, berarti Presiden telah berani menyikat kartel energi yang membuat harga BBM mahal,” kata anggota DPR RI periode 2014-2019.

Bambang Haryo msnambahkan, harga solar di Indonesia sejak Februari 2020 masih dipatok sebesar Rp9.400 per liter untuk Bio Solar dan Rp9.500 untuk Dexlite. Sementara Malaysia yang merupakan negara produsen minyak seperti Indonesia menjual diesel atau solar hanya RM1,43 (Rp5.028 per liter). Bahkan di sejumlah negara produsen minyak lainnya, solar dijual di bawah Rp2.000 per liter. 

Apabila harga solar turun paling tidak separuhnya, dunia usaha di dalam negeri tidak akan kesulitan seperti sekarang. Sektor transportasi akan mampu bertahan karena biaya turun drastis, beban industri termasuk tarif hotel dan restoran juga akan berkurang signifikan.

“Daya beli masyarakat otomatis akan meningkat dan pada akhirnya ekonomi tumbuh,” katanya.

Selain itu, penurunan harga solar juga akan memangkas biaya pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar ini, meski hanya sekitar sekitar 20 persen saja penggunaan solar. Penurunan harga batu bara dan gas yang mencapai 50 persen, tentu juga akan membuat biaya pembangkit listrik turun drastis. Tarif listrik menjadi murah. Tidak seperti saat ini, yang justru banyak dikeluhkan masyarakat yang merasa membayar listrik jauh lebih besar saat pandemi corona. 

Selain tarif listrik, lanjut Bambang Haryo, harga gas yang merosot hingga di bawah US$2 per MMBtu seharusnya membuat harga pupuk juga turun lebih dari 50 persen, mengingat pabrik pupuk di dalam negeri masih membeli gas pada harga US$7 per MMBtu. Penurunan harga-harga tadi akan berdampak besar pada stabilitas ketahanan dan keamanan nasional. 

“Penurunan harga solar, tarif listrik dan gas ini akan menjadi insentif yang sangat efektif bagi pelaku usaha dan masyarakat di tengah kesulitan ekonomi akibat corona," ujarnya.

Ancam Konektivitas

Pemerintah kembali diingatkan, apabila harga solar tidak segera diturunkan bisa menghancurkan sektor transportasi beserta sistem konektivitas nasional yang sangat kompleks. 

Sebagai negara kepulauan dengan luas 5 juta km2, Indonesia dinilai memiliki sistem antarmoda atau konektivitas yang sudah terbangun sedemikian rupa. Kondisi ini berbeda dengan negara kontinen, seperti Australia atau China. 

“Kalau transportasi sampai kolaps, untuk menghidupkannya lagi akan susah," ujarnya. 

Karena itu, pemerintahan Presiden Jokowi diharapkan bertindak cepat dan cerdas dalam menyelamatkan ekonomi nasional, salah satunya dengan memanfaatkan kesempatan menurunkan harga solar ketika harga minyak dunia sedang sangat murah. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya