Terkuak, Ada 3 Klaster Penularan Virus Corona di Yogyakarta

VIVA – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merilis data terbaru pasien positif virus corona, Jumat 1 Mei 2020. Dari data itu, diketahui ada tambahan 9 orang sehingga total jumlah pasien positif virus corona di DIY ada 104 orang.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pemda DIY saat ini telah melakukan penyelidikan epidemologi dan tracing terhadap 104 pasien tersebut. Dari penyelidikan ini ditemukan adanya tiga klaster besar penularan virus Corona di DIY.

Ketiga klaster ini adalah Klaster Jemaah Tabligh Sleman, Klaster Jemaah Tabligh Gunungkidul dan Klaster GPIB Kota Yogyakarta.

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

Klaster Jemaah Tabligh Sleman dan Klaster Jemaah Tabligh Gunungkidul ini terkait dengan Jemaah Tabligh Jakarta (Masjid Jami Kebon Jeruk). Sementara Klaster GPIB Kota Yogyakarta terkait dengan Persidangan Sinode Tahunan (PST) GPIB di Hotel Aston, Kota Bogor.

Tim Perencanaan Data dan Analisis Gugus Tugas Covid-19 DIY yang juga ahli epidomiologi UGM, Riris Andono Ahmad atau bisa dipanggil Doni menuturkan klaster Jemaah Tabligh Sleman dan Gunungkidul berawal dari dua orang yang mengikuti kegiatan tabligh di Jakarta.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Kedua orang ini, sambung Doni, berangkat dan pulang bersama. Usai mengikuti tabligh, satu orang pulang ke Kabupaten Sleman dan yang satu orang lagi pulang ke Kabupaten Gunungkidul.

"Satu jemaah yang pulang ke Gunungkidul ini menjadi satu klaster yang terdiri dari 18 kasus. Dari 18 kasus tersebut 6 orang di antaranya positif corona. 11 orang lainnya hasil rapid test positif atau reaktif. Sementara 1 orang lainnya meninggal dunia dengan status PDP sebelum dites swab," ujar Doni di Kantor BPBD DIY, Jumat 1 Mei 2020.

Sementara itu, satu orang yang pulang ke Kabupaten Sleman ini pun juga membentuk klaster baru. Klaster Jemaah Tabligh Sleman, lanjut Doni tercatat memiliki 24 kasus. Dari klaster ini pula ditemukan adanya 4 WNA India yang dinyatakan positif virus Corona.

"Jemaah dari India bisa juga karena kita tidak tahu. Memang dari Jakarta ke Yogya tapi sebelum dari Jakarta tidak tahu ke mana. Bisa jadi ada koinsiden. Kita screening di satu tempat maka dimasukkan ke klaster Sleman. Kita bicara transmisi bukan kewarganegaraan," urai Doni.

Doni menerangkan, dari klaster Jemaah Tabligh di Sleman ini diketahui dari pemetaan sudah masuk generasi ketiga. Sementara untuk klaster Jemaah Tabligh Gunungkidul diketahui sudah masuk generasi kelima.

Sementara itu, klaster GPIB Kota Yogyakarta bermula dari kegiatan Sinode di Kota Bogor. Ada tiga perwakilan jemaah gereja dari DIY yang ikut hadir dalam kegiatan itu.

Usai kegiatan di Bogor, ketiga perwakilan DIY ini sempat singgah Semarang. Ketiganya pun hadir di pertemuan gereja yang diadakan di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.

"Pertemuannya di bulan Maret belum terjadi paskah, itu terpisah dari event Paskah. Dari klaster ini ada 17 kasus dengan 2 kasus terkonfirmasi (positif corona), 3 PDP dan selebihnya kasus yang positif terhadap rapid test," papar Doni.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya