Update Corona Jateng 1 Mei 2020: 764 Positif, 130 Sembuh

VIVA – Jumlah kasus positif virus corona atau covid-19 di Provinsi Jawa Tengah masih terus meningkat. Data Dinas Kesehatan Provinsi Jateng via https://corona.jatengprov.go.id pada Jum'at 1 Mei 2020 pukul 17.00 WIB, jumlah kasus positif mencapai 764 kasus.

Soal Keterlibatan ‘Partai Cokelat’ di Pilgub Jateng, Jokowi: Dibuktikan Saja

Tercatat per hari ini ada lonjakan kasus 18 kasus positif, di mana data per Kamis 30 April 2020 berjumlah 746 kasus.

Meski demikian, jumlah pasien sembuh juga terlihat semakin meningkat. Dari menjadi 117 pasien menjadi 130. Artinya ada lonjakan peningkatan berjumlah 13 kasus. Dimana 25 diantaranya merupakan pasien yang sempat dirawat di RSUP Kariadi. 

PDIP Kalah di Pilkada Jateng, Ganjar Bilang Begini

Sementara pasien yang masih dirawat berjumlah 561 pasien. Tercatat, jumlah pasien yang terbanyak dirawat masih berada di Rumah sakit Umum Pusat (RSUP) Kariadi Semarang dengan jumlah 92 pasien, kemudian terbanyak kedua yakni RSUD Tjitrowardoyo Purworejo dengan jumlah 35 pasien.

Kemudian jumlah pasien yang meninggal dunia berjumlah 73 orang, jumlah kematian tertinggi juga berada di RSUP Kariadi dengan jumlah 15 kasus, disusul RSUD Moewardi Solo berjumlah 13 pasien.

PDIP: Jateng Bukan Kandang Banteng, tapi Kandang ‘Partai Cokelat’

Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) tercatat berjumlah 30.332. Selanjutnya Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 950 pasien.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan kemungkinan salah satu daerahnya bisa menjadi episentrum virus corona, yakni Kota Semarang. Sebab, ia menilai masih banyak warga Kota Semarang yang tak disiplin dan tertib menjalankan aturan pencegahan penyebaran virus corona.

"Kalau masyarakat tidak disiplin, bukan tidak mungkin Kota Semarang akan benar-benar menjadi episentrum baru seperti yang diberitakan," kata Ganjar. 

Ganjar meminta warga Semarang untuk disiplin mengikuti aturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) yang telah diberlakukan sejak Senin 27 April 2020 kemarin.

"Mudah-mudahan masyarakat bisa mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah diterapkan. Kalau tidak, maka potensi Semarang menjadi episentrum baru akan benar-benar terjadi," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya