Peringati Mayday, Buruh di Sumsel Santuni Kawan yang Terkena PHK
- VIVAnews/Sadam Maulana
VIVA – Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia atau KSBSI Sumatera Selatan dan DPC Federasi Serikat Buruh Niaga, Informatika, Keuangan, Perbankan dan Aneka industri (FSB Nikeuba) Palembang, tidak melaksanakan aksi unjuk rasa pada peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2020.
Tanpa aksi turun ke jalan di masa pandemi virus corona (covid-19), dua organisasi serikat buruh tersebut menggantinya dengan kegiatan bakti sosial, membagikan 750 paket Sembako kepada para anggotanya yang dirumahkan atau di Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh pihak perusahaan.
Ketua KSBSI Sumatera Selatan, Ali Hanafia, didampingi Ketua FSB Nikeuba Palembang, Hermawan mengatakan, ratusan paket sembako tersebut dibagikan kepada ribuan buruh yang terdata dalam 11 perusahaan di Sumatera Selatan akibat dampak dari pandemi corona.
11 perusahaan itu adalah PT Karya Sawit Lestari Banyuasin (100 orang), PT Golden Oilindo Nusantara Ogan Ilir (33 orang), PT Kenten Jaya Palembang (13 orang), PT Sriwijaya Palm Oil Indonesia Banyuasin (17 orang), PT Interbis Sejahtera Palembang (20 orang), PT Srikandi Inti Lestari Banyuasin (11 orang).
Kemudian PT Mariana Bahagia Banyuasin (106 orang), PT Prasidha Aneka Niaga Palembang (30 orang), PT Sukses Sawit Gasing Banyuasin (25 orang), PT Belitang Panen Raya Palembang (10 orang), PT Tunas Baru Lampung Banyuasin (13 orang) dan buruh perusahaan, swalayan dan hotel yang tergabung dalam keanggotaan KSBSI dan FSB Nikeuba (385 orang).
Dia mengungkapkan, tujuan dari kegiatan tersebut, selain untuk meringankan beban hidup serta mengurangi beban pengeluaran anggota dan buruh, juga meningkatkan kesadaran pimpinan dan anggota arti pentingnya saling membantu diantara buruh.
"Tujuan lainnya, untuk meningkatkan kecintaan anggota dan massa terhadap organisasi KSBSI. Untuk sistem pembagiannya sendiri, dengan cara perwakilan dari DPC, PK serikat datang ke Sekretariat untuk mengambilkan paket sembako dan langsung diantarkan ke anggotanya secara door to door ke rumah masing-masing," jelasnya di Pelembang, Jumat 1 Mei 2020.
Berdasarkan data yang diterimanya pada Maret sampai April 2020, tercatat sudah ada 1.262 buruh di Palembang yang mengalami pemutusan hubungan kerja maupun yang dirumahkan akibat dampak pandemi corona.
"Kami berharap, agar pemerintah lebih intensif lagi dalam mengawasi masyarakat yang terdampak pandemi corona, dan bagi para buruh supaya menerapkan social distancing dan physical distancing," ujarnya.