Logo BBC

Virus corona: Mungkinkah Kita Tertular dari Jenazah Pasien?

Dengan beberapa langkah pemulasaraan yang dilakukan sesuai protokol, masih mungkin untuk memberikan pemakaman yang layak bagi pasien Covid-19 tanpa berisiko tertular virus.-Getty Images
Dengan beberapa langkah pemulasaraan yang dilakukan sesuai protokol, masih mungkin untuk memberikan pemakaman yang layak bagi pasien Covid-19 tanpa berisiko tertular virus.-Getty Images
Sumber :
  • bbc

Merwin Terán, kepala asosiasi layanan pemakaman Ekuador, mengatakan kepada BBC Mundo bahwa situasi saat ini "sangat di luar kendali" di provinsi Guayas, di mana kematian akibat Covid-19 melampaui 10.000 dalam hitungan beberapa pekan.

Ekuador adalah negara kedua yang paling terdampak di Amerika Latin, dibelakang Brasil. Sistem kesehatan di negara tersebut tidak bisa menangani banyaknya orang yang meninggal sehingga peti mati dan jenazah dibiarkan begitu saja di jalanan selama beberapa hari karena rumah duka penuh.

Rumah sakit mengirim jenazah ke sebuah gudang yang tidak dilengkapi pendingin ruangan atau sarana yang memadai untuk mengawetkan jenazah.

"Bahkan bagi kami, yang terbiasa melihat kematian, sangat sulit untuk datang [ke gudang] demi mengidentifikasi jenazah. Tubuh jenazah akan menggelembung karena cairan setelah 24 jam," ujar Terán.

An aerial picture shows workers in Istanbul burying suspected Covid-19 victims as people watch in mourning, April 2020
EPA
Jenazah tersangka pasien Covid-19 yang dimakamkan di Istanbul. WHO mengatakan kita harus menghormati mereka yang sudah meninggal

Di tempat lain, foto-foto yang menunjukkan pemakaman massal di New York, Manaus di Brasil dan Istanbul di Turki menjadi tajuk utama media.

Tetapi kenyataan pahit akan kematian pada saat virus corona seharusnya tidak menghalangi kita untuk memberikan pemakaman bermartabat bagi yang meninggal, kata WHO - dan memberikan ruang bagi orang yang mereka cintai untuk berduka.

"Pihak berwenang harus mengelola setiap situasi berdasarkan kasus per kasus, menyeimbangkan hak keluarga, kebutuhan untuk menyelidiki penyebab kematian, dan risiko terhadap infeksi," kata organisasi itu.