Jurus Warga Indonesia Hadapi Pandemi Corona: Semangat Gotong Royong
Claudia kemudian bisa membagikan tidak kurang dari 80 porsi per minggu, bahkan kini bisa berbagi hingga tiga kali seminggu.
Lokasinya pun menjadi tiga titik, ditambah wilayah Kemang dan Manggarai, di luar pembagian keliling yang dilakukan Claudia.
Saat wabah corona, Claudia juga menerima berbagai kiriman donasi, hingga ia memutuskan untuk membagikan "paket tetap sehat", berisi sabun, "hand sanitizer", dan masker.
Claudia Lengkey memilih untuk melakukan apa yang bisa dilakukan sesuai kapasitasnya melalui 'sarapan gratis'. (Supplied: Claudia Lengkey)
"Saat sarapan gratis itu kami juga sambil berusaha mengedukasi warga untuk lebih memperhatikan kesehatan mereka," ujar Claudia yang juga memberlakukan aturan jaga jarak saat sarapan gratis berlangsung.
Meskipun sudah ada kebijakan menjaga jarak dan pemberlakuan PSBB, Claudia merasa banyak warga yang memang masih merasa ragu.
"Memang ada orang yang merasa kebutuhan lainnya lebih penting. Bagaimana mau PSBB atau physical distancing ya, kalau misalnya mereka harus cari uang?" tambah Claudia merujuk kepada orang-orang tidak mampu yang kerap dibantunya.
Claudia mengaku pernah mendengar beberapa cerita jika tidak semua orang menerima bantuan utuh dari pemerintah, tapi itu bukan menjadi fokusnya.
"[Saya] enggak mau ngurusin yang itu. Aku sama temen-temen sartis memilih melakukan apa yang bisa kita lakukan, itu aja akhirnya," tandasnya.
Solidaritas warga mengisi kekosongan negara
Inisiatif yang dilakukan oleh Claudia Lengkey, Budhi Hermanto, Herlambang, dan berbagai kegiatan lainnya yang banyak terlihat di jejaring sosial saat ini mengingatkan bangsa Indonesia pada prinsip gotong-royong.
Menurut Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Hamdi Moeloek, solidaritas atau gotong-royong sebenarnya adalah jati diri bangsa, yang dimiliki setiap suku di Indonesia.
"Ini sebenarnya modal sosial yang harus terus menerus dipupuk oleh bangsa Indonesia," ujar Hamdi, dikutip dari Liputan6.com
Modal sosial ini, menurutnya, adalah semacam unsur penting untuk membuat sebuah negara bisa bergerak maju, lewat saling percaya sebelum bantuan uang, barang, dan teknologi datang membuat lompatan ke depan.