Jurus Warga Indonesia Hadapi Pandemi Corona: Semangat Gotong Royong
Ada pula donatur yang menyumbang kain, benang, bahkan makanan bagi para penjahit.
>Meski sampai saat ini ide sederhananya sudah bisa memproduksi 5.400 baju hazmat berbekal donasi, Budhi merasa apa yang dilakukannya belum seberapa.
"Dibandingkan dengan jumlah kebutuhan paramedis se-Indonesia yang sangat besar, apa yang kita lakukan kecil sekali."
Ia mengaku tidak tahu sampai kapan bantuan akan bertahan, tapi ini membuatnya harus mengambil strategi "pelan-pelan" dalam melakukannya.
"Karena jangan-jangan nanti sudah lewat Mei dan Juni, belum selesai [pandemi corona] juga, paramedis sudah kehabisan APD dan kita sudah nggak bisa bantu," tuturnya kepada wartawan ABC, Hellena Souisa.
Dari "sarapan gratis" sampai "paket tetap sehat"
Di ibukota Jakarta, salah satu warganya, Claudia Lengkey memilih berbagi dengan orang-orang di sekitar tempat tinggalnya di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Claudia bahkan mengaku sudah melakukan bagi-bagi makanan sebelum pandemi corona, setelah melihat kesenjangan di kawasan tempat tinggalnya yang dikenal sebagai "kawasan mentereng".
"Di depan rumah saya banyak sekali lewat pemulung, pedangan asongan, pokoknya banyak banget yang saya lihat dan rasanya jadi kayak langit dan bumi," kata Claudia.
Bersama ibunya, Claudia kemudian memutuskan untuk menyediakan sarapan gratis (sartis), sejak akhir tahun lalu.
"Idenya memberi makan sarapan, supaya full energi sebelum bekerja," kata Claudia yang awalnya hanya menyediakan 20 porsi sarapan pagi gratis per minggu ini.
Claudia memulai inisiatifnya dengan memberi sarapan gratis untuk orang-orang yang kekurangan di sekitar rumahnya. Supplied: Claudia Lengkey
Inisiatif yang dibagikan melalui media sosialnya kemudian diminati sejumlah teman-temannya yang lain sehingga berkembang lebih besar.