Jurus Warga Indonesia Hadapi Pandemi Corona: Semangat Gotong Royong
Donasi warga saat bantuan dari pemerintah tidak dapat diharapkan, sangatlah berarti, menurut Herlambang.
"Saya bersyukur dibukakan pintu oleh beberapa kawan di Jakarta untuk penggalangan donasi ini. Para perawat juga ikut terharu saat mendapat kiriman APD donasi," tambah Herlambang.
Herlambang yang berprofesi sebagai dosen ini, sempat menyampaikan kondisi rumah sakit rujukan tempat istrinya bekerja ke seorang rekan di lingkaran pemerintah.
Tapi hingga kini tak ada hasilnya.
"Ya, daripada hanya menunggu, lebih baik melakukan apa yang bisa dilakukan," katanya.
"Majelis mau jahitin" (Mamajahit)
Budhi Hermanto (kiri) mempelajari pembuatan dan standar baju hazmat hasil masukan dari media sosialnya. (Supplied: Budhi Hermanto).
Kurangnya jumlah APD juga menggerakan Budhi Hermanto untuk membantu petugas kesehatan, setelah ia mencoba minta dites virus corona di sebuah rumah sakit di Yogyakarta.
Sempat bersikeras dengan dokter lantaran permintaannya untuk dites ditolak, Budhi memperhatikan dokter yang memeriksa dan tenaga medis lainnya yang tidak dilengkapi denbgan APD.
"Kalau kemudian para dokter dan perawat ini benar positif [corona] dan harus diisolasi, lalu siapa yang mengobati orang-orang sakit?" kata Budhi.
Sepulang dari rumah sakit itu, Budhi kemudian bertekad mencari APD untuk dibagikan kepada para tenaga kesehatan.
Ia kemudian berupaya mencari penjahit yang bersedia menjahit baju APD secara sukarela, yang ia sampaikan juga di akun media sosialnya.
Lewat unggahannya di Twitter, Budhi juga mendapat banyak masukan soal pembuatan baju APD, mulai dari modul pembuatan, pola, sampai standar kualitas bahan yang disyaratkan WHO.
Dibantu beberapa dokter, Budhi Hermanto memerlukan sekitar 5 hari untuk menyempurnakan baju hazmat Mamajahit sejak propotipe dibuat. (Supplied: Budhi Hermanto)