Selain Corona, Warga Palembang Dihantui DBD

Pengasapan (fogging) di daerah endemis Deman Berdarah Dengue (DBD). (Ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rahmad

VIVA – Di tengah penyebaran wabah virus corona (Covid-19) yang jumlah kasusnya terus meningkat, masyarakat Kota Palembang juga diminta waspada terhadap demam berdarah dengue (DBD).

Waspada! Pekerja Konstruksi Ternyata Berisiko Tinggi Terkena Penyakit DBD

Sebab, untuk kasus DBD di ibu kota Sumatera Selatan itu tergolong cukup tinggi. Berdasarkan data dari pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) per 27 April 2020, Dinas Kesehatan Palembang mencatat ada 343 pasien yang terjangkit DBD.

"Berdasarkan data dari Januari sampai hari ini, Dinas kesehatan mencatat 343 pasien yang terkonfirmasi terjangkit DBD," ungkap Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Palembang, Yudhi Setiawan, Senin, 27 April 2020.

Angka Kasus Melonjak Lampaui Tahun Lalu, Pemerintah RI Gagal Atasi DBD?

Meski tergolong cukup tinggi, namun dia memastikan bahwa kasus DBD dari tahun ke tahun sebenarnya mengalami penurunan dibandingkan lima tahun sebelumnya.

"Pada tahun 2015, DBD menjadi kasus tertinggi di Kota Palembang, mencapai 938 kasus. Terendah pada 2018 tercatat 584 pasien. Sedangkan 2019 ada 693 pasien DBD," jelasnya.

10 Cara Mengusir Nyamuk di Rumah dengan Bahan Alami yang Gak Banyak Diketahui

Dari 343 kasus DBD di Palembang selama Januari sampai hari ini, kata Yudhi, pasien terbanyak berada di Puskesmas Kecamatan Sukarami Palembang dan terendah penderita DBD ada di Puskesmas Talang Ratu.

Sementara untuk insiden rate puskesmas atau pemeriksaan pasien keluhan DBD terbanyak, berasal dari Kecamatan Ilir Barat I Palembang, dengan data mingguan pasien positif tertinggi di bulan Februari minggu kedua.

"Dari awal Februari pasien DBD cukup tinggi. Di Minggu pertama ada 30 positif, Minggu kedua tambah 37 orang, Minggu ketiga turun jadi 33 pasien dan akhir Februari kembali turun hanya ada 19 yang positif DBD," jelasnya.

Yudhi menuturkan, sejauh ini jumlah positif DBD banyak diderita pasien perempuan dengan persentase tidak terlalu jauh sekitar 60 berbanding 40 persen.

"Data kami mencatat, paling rentan terkena DBD dari umur di atas 5 tahun sampai usia remaja dan paling rendah DBD terjangkit di usia 44 tahun ke atas, dan di bawah satu tahun atau di waktu bayi," tuturnya.

Sebagai upaya penanganan, pihaknya terus malakukan fogging dengan fokus menyemprot di sekitar rumah penderita. Kemudian meneruskan surat pemberitahuan dari Sekretaris Daerah tentang kegiatan fogging di seluruh Kecamatan, serta turut menyelidiki epidemiologi di rumah pasien DBD.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya