Mencuri Tabung Gas demi Keluarga Makan, Oma Akhirnya Dapat Bantuan
- ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
VIVA – Sudah sepekan berlalu sejak Oma, pria berusia 30 tahun itu dihakimi masa usai memegang sebuah tabung gas dan diteriaki maling. Warga Kampung Cijulang RT 03/RW08, Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor itu adalah satu dari banyak cerita impitan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19.
Ditemui VIVAnews beberapa waktu lalu, bapak empat orang anak yang masih kecil ini mengaku tak punya uang untuk membeli beras. Satu anak yang paling besar berusia 8 tahun duduk di bangku sekolah, sedangkan lainnya berusia 4 tahun, 3 tahun dan ada yang masih bayi.
"Saya terpaksa baru kali ini. Itu pun ragu ingin mencuri. Tabung gas baru saya pegang, tapi sudah diteriaki maling. Saya tidak ingin mencuri pak, saya kasihan sama anak, mau makan mau jajan. Saya hanya membayangkan ada yang bantuan buat modal usaha, buat makan sehari-hari saja," ucapnya, Kamis 23 April 2020.
Kejadian nahas yang menimpa oma juga dituturkan sang ibu, Engkom (70). Sang ibu mengaku sedih melihat anaknya pulang ‘bersimbah darah’. Anaknya tak pernah mencuri meski kondisinya miskin.
"Can pernah kakarah kangge istrina putrana, teu boga beas tos teu dahar dua poe, jadi paleung. (Tidak pernah, baru kali ini katanya buat istrinya untuk anak-anaknya, tidak punya beras, sudah enggak makan dua hari, jadi nekat)," katanya.
Namun hari ini, Oma kembali tersenyum. Ia didatangi oleh Masyarakat Pejuang Bogor (MPB), komunitas yang bergerak memperjuangkan masyarakat di bidang sosial dan kesehatan. Oma menerima bantuan berupa sembako dan uang tunai yang diberikan untuk kelangsungan hidup keluarganya.
"Sangat miris melihat langsung kondisi keluarga pak Oma. Hidup dalam atap rumah lima jiwa. Beliau dirumahkan sudah dua minggu kerja sebagai buruh sepatu mingguan," kata kata aktifis MPB, Abi Rahmat Asman kepada VIVAnews, Kamis 23 April 2020.
Abi mengatakan, selama ini ibu bernama Engkom, menjadi tulang punggung keluarga. Di usianya yang sangat tua, ia masih mencari nafkah sebagai kuli di sawah. Kondisinya pun memprihatinkan, badannya renta dan kurang mendengar.
"Oma tidak tinggal sendiri. Ada kakaknya Oma semenjak ditinggalkan istrinya sudah 15 tahun mengalami ganguan mental. Hanya di rumah saja," kata Abi.
Oma sendiri, lanjut Abi, mempunyai istri dan empat orang anak yang masih kecil. Istri dan anaknya tinggal di rumah mertua di Kecamatan tetangga, Kecamatan Ciomas. Demi anak dan istrinya itu, Oma nekat mencoba mencuri tabung gas di salah satu warung warga.
"Oma mengakui kehilafannya dikarenakan keadaan keluarga," kata Abi.
Koordinator MPB, Atiek Yulis Setyowati menambahkan, kondisi keluarga Oma sangat memprihatinkan. Kondisi rumahnya yang tak layak dengan sebagian hanya beralas tanah hingga tidak memiliki tempat MCK. Dengan kondisi itu, Atiek mengajak masyarakat peduli untuk membantu sesama.
"Menyelamatkan kelaparan keluarga mereka. Satu rumah dihuni sekitar sembilan orang dengan mengandalkan bantuan beras dari pemerintah 10 kilo per bulan. Sangat kurang dan bingung buat lauknya. Kami lihat penggorengan satu-satunya saja sampai bolong," kata Atiek.
Atiek enggan merinci apa saja bantuan yang diberikan para aktivis sosial itu kepada keluarga Oma. Namun terlihat ada beberapa karung beras, uang dan banyak kebutuhan pokok lainnya. Dia berharap kasus Oma menjadi pembelajaran untuk saling membantu, dan agar tidak ada kasus Oma yang lain.
"Alhamdulillah MPB bantu bagaimana mereka biar bisa jualan sayur untuk berkelanjutan. Semoga banyak orang bisa peduli terhadap orang atau warga yg sangat amat berkebutuhan atau kelaparan seperti ini," tambah Atiek.
Oma sendiri tak kuasa menahan tangis saat menerima bantuan dari masyarakat. Sambil terbata-bata, dia berharap bisa berkumpul kembali bersama Istri dan anak-anaknya.
"Saya kangen sama anak, saya terima kasih banyak sama bapak ibu, saya minta maaf," ungkapnya.