Biaya Perawatan Pasien Corona di RS Swasta Hingga Rp500 Juta

Ilustrasi
Sumber :
  • China Xinhua

VIVA – Penularan virus Corona arau Covid-19 masih menjadi momok mengkhawatirkan di Tanah Air. Sebab selain karena virus ini masih belum ada obatnya, untuk biaya perawatan juga cukup menguras kantong jika tidak ditanggung oleh pemerintah.

BPJS Tegaskan Tidak Ada Narasi Penghapusan Kelas di Pepres Nomor 59 Tahun 2024

Salah satu anak dari Pasien Covid-19 yang dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta mengungkapkan, untuk biaya perawatan ayahnya yang terkena Covid-19 mencapai Rp500 juta.  

"Supaya kita semua paham covid ini bukan penyakit kaleng-kaleng. Ini udah 2 minggu bokap di rs. 3x swab masih positif. Dan (jumlah nominal) itu yakin masi bakalan bertambah," katanya melalui keterangan tertulis kepada VIVAnews, sambil mengirimkan bukti pembayaran rumah sakit yang mencapai total Rp502.437.515.

Aturan Baru Standarisasi Rawat Inap BPJS, Bagaimana Kesiapan Rumah Sakit Swasta?

Rincian biaya perawatan pasien Corona di RS Swasta

Keluarga pasien yang enggan disebutkan namanya ini menjelaskan mengapa dia tidak mendapatkan pelayanan gratis dari pemerintah seperti pasien-pasien lainnya. Salah satu alasannya karena dia dirawat di rumah sakit swasta dan sejak awal dinyatakan positif Covid-19, orang tuanya tidak mendapatkan rujukan ke rumah sakit pemerintah.

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

"Untuk yang tanya kenapa ga gratis. Ini di RS swasta om. Cari rujukan ke RS negeri juga ga gampang. Sampe sekarang dari awal masuk kita ga dapet rujukan ke RS pemerintah," ujarnya

Maka dari itu, keluarga Pasien ini meminta kepada masyarakat agar menaati aturan pemerintah terkait Covid-19, sebab jika tidak ditanggung pemerintah, biayanya akan sangat mahal. Jika ditanggung pemerintah pun jumlah tersebut sangat besar, lebih baik jika mencegah daripada mengobati.

"Kalopun bukan kita yang tanggung, negara yang bakal tanggung, anak-anak kita yang bakal cicil ke depannya," ujarnya

Berdasarkan penjelasan yang didapatnya, Covid-19 cukup membahayakan. "Sekalinya kena covid paru-paru ga bakal balik kaya semula. Ibarat keloid, cacat seumur idup. 2 bulan tinggal di rumah ga bakal bikin kita mati bosen," ungkapnya.

Sejauh ini, yang bersangkutan tidak mau identitasnya disebutkan. Termasuk di mana tempat rumah sakit swasta yang dimaksud.

Ilustrasi petugas medik sedang menolong membawa pasien ke Rumah Sakit .

ARSSI Dorong Transformasi Digital untuk Layanan Kesehatan yang Cepat dan Nyaman

Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) bersama Privy berkolaborasi untuk mendorong penggunaan teknologi digital guna meningkatkan efisiensi dalam layanan kesehatan

img_title
VIVA.co.id
13 Juli 2024