Lawan Covid-19, Begini Aksi Prajurit TNI di Daerah Terpencil
VIVA – Kasus Corona Covid-19 di Tanah Air masih menunjukkan angka lonjakan dari berbagai daerah di Tanah Air dengan sudah menembus 5.516 per Kamis, 16 April 2020. Upaya pencegahan turut dilakukan termasuk di daerah seperti Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.
Salah satunya seperti dilakukan para prajurit TNI ini yang aktif mensosialisasikan imbauan pemerintah terkait physical distancing atau menjaga fisik demi meredam penularan Covid-19.
Komandan Distrik Militer 1412 Kolaka Utara, Letkol Amran Wahid mengatakan pihaknya di tengah ancaman Covid-19 wajib mengikuti standar kebijakan pemerintah. Seruan penggunaan masker dan hand sanitizer terus disuarakan para prajurit.
"Kami melakukan imbauan dan sosialisasi membantu perecepatan penanganan dan pencegahan penyabaran Covid-19 di Kabupaten Kolaka Utara. Kami tetap menerapkan physical distancing lengkap dengan penggunaan masker," kata Amran, dalam keterangannya, Kamis, 16 April 2020.
Dia menjelaskan puluhan prajurit juga terlibat dalam TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Kolaka Utara. Dalam praktiknya di tengah Covid-19, ia mengatakan setiap prajurit dan rakyat yang ikut serta wajib berjarak minimal satu meter untuk pencegahan. Hal ini jadi prioritas karena program TMMD yang kini memasuki masa kerja ke 107 tahun.
"Ini adalah aksi nyata prajurit bersama rakyat. Alhamdulillah, tentara dan rakyat desa saling bahu membahu melakukan pembersihan dan pembangunan desa," ujar Amran.
Salah satu yang dilakukan misalnya dalam renovasi masjid dengan pembagian tiga kelompok kerja. Pembagian ini mencakup pembersihan, pembangunan dan pngendalian alat berat. Kolaborasi lain antara tentara dengan rakyat yaitu dalam membuat jalan yang menjadi keras menggunakan benda padat batu-batu.
Pengerasan jalan ini tercatat selesai hingga 580 meter disertai dengan irigasi di badan jalan. Pengerasan jalan ini sudah dilakukan sebelum wabah Covid-19 mencuat. Proyek pembangunan ini tetap berjalan meski di tengah ancaman Covid-19.
"Diharapkan pekerjaan ini bantu warga desa percepat jarak tempuh wilayah Kotis ke Pitulua yang mencapai 2 jam 50 menit. Di sini sangat sulit dapat jaringan telepon sehingga menghambat komunikasi," katanya.
Dia menekankan dalam pembuatan jalan ini butuh perjuangan ekstra mengingat daerah terpenccil dengan kondisi medan yang sulit karena jauh dari pemukiman warga. Kesulitan misalnya area lokasi diguyur hujan maka keadaan tanah sangat licin sehingga sulit dilalui.