Tips Atur Keuangan bagi Karyawan Saat Pandemi Corona
- Pixabay
VIVA – Dampak dari merebaknya penyebaran virus Corona (Covid-19) membuat sebagian perusahaan menerapkan kebijakan bekerja dari rumah alias Work From Home (WFH). Kebijakan WFH bisa membawa keuntungan dalam bentuk penghematan biaya transportasi dan waktu, yang biasanya dihabiskan di kemacetan perjalanan ke kantor. Â
Kelebihan waktu dan dana transportasi harus dikelola dengan baik, agar tidak karena iseng, seseorang menghabiskan waktu dan uang untuk belanja online. Misalnya, membeli barang-barang yang bukan kebutuhan utama.Â
Lantas, bagaimana sebaiknya mengelola penghasilan yang didapat saat ini? Dimas Ardhinugraha, investment specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), mencoba untuk memberikan tips terkait pengelolaan penghasilan itu.
Bantu orang lain yang membutuhkan
Pandemi Covid-19 yang terjadi di berbagai belahan dunia ini telah merenggut nyawa dan menghilangkan mata pencaharian serta penghasilan sebagian masyarakat. Bagi Anda yang saat ini masih menerima penghasilan utuh, ulurkan tangan Anda untuk membantu sesama (tetangga/teman/kerabat/orang lain) yang kehilangan pekerjaan/penghasilan.Â
Bantuan juga bisa untuk tenaga medis yang berhadapan langsung dengan penanganan pasien Covid-19. Donasikan sebagian rezeki untuk membantu mereka. "Berapa pun donasi, akan sangat berarti bagi saudara kita dan keluarganya," ujar Dimas.
Siapkan dana darurat
Tidak ada yang tahu pasti kapan pandemi ini akan berakhir. Bagi karyawan yang saat ini masih memiliki pekerjaan dan menerima gaji secara utuh, manfaatkan rezeki ini dengan sebaik-baiknya.Â
Untuk itu, disarankan agar memprioritaskan dan sesegera mungkin mengisi penuh pos dana darurat.Â
Dalam kondisi normal, umumnya dana darurat disiapkan untuk menutupi biaya hidup atau pengeluaran selama tiga hingga enam bulan. Tapi, saat ini sedang berada dalam kondisi yang tidak normal.Â
Sebab, tidak ada yang tahu kapan pandemi ini akan berakhir, dan apa dampaknya bagi keuangan keluarga ke depannya.Â
"Jadi, saran saya, pertama, kurangi pengeluaran yang tidak perlu. Kedua, siapkan dana darurat untuk memenuhi kebutuhan hidup Anda bersama keluarga selama enam bulan hingga satu tahun," tuturnya.
Upaya ini, menurut dia, terdengar sangat besar dan berat. Apalagi harus disiapkan dalam waktu singkat.Â
Tapi perlu diingat, ini bukan kondisi normal. Jika memiliki dana darurat yang cukup, bisa lebih tenang dalam menghadapi segala ketidakpastian yang mungkin terjadi di depan.
Untuk menyiapkan dana darurat, Dimas menjelaskan, bisa memanfaatkan beberapa sumber daya. Pertama, memaksimalkan dari penghasilan bulanan. Dengan cara, meningkatkan persentase atau porsi dari pendapatan untuk mengisi dana darurat.Â
"Misalnya, jika sebelumnya Anda menyisihkan 5-10 persen, kali ini sisihkan 30-40 persen dari penghasilan untuk mengisi pos dana darurat," kata dia.
Angka ini hanya perumpamaan. Karena perlu disesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing.Â
Untuk menambah porsi pos dana darurat, bisa mengambil dari pos transportasi, pos gaya hidup (makan di luar, nonton bioskop, liburan, kumpul bareng teman), dan lain-lain.
Kedua, Dimas menambahkan, dengan memanfaatkan THR. Jelang memasuki bulan Ramadan, diikuti hari raya Idul Fitri, jika mendapatkan THR, alokasikan mayoritas dana THR untuk mengisi pos dana darurat.Â
"Jangan mudik dulu. Untuk stop penyebaran Covid-19, perlu kerja sama semua orang, termasuk Anda. Kalau Anda tetap #DiRumahAja, pandemi ini diharapkan tidak akan berkepanjangan," ujarnya.
Dana untuk mudik, membeli baju baru atau kue-kue Lebaran, menurut dia, bisa digunakan untuk memaksimalkan isi pos dana darurat. Lebaran bisa dirayakan secara sederhana.Â
Manfaatkan reksa dana pasar uang untuk menyimpan dana darurat
Simpan dana darurat di tempat yang aman, mudah dicairkan atau likuid, dan tumbuh atau memberikan potensi imbal hasil. "Saya sarankan untuk menyimpan dana darurat di reksa dana pasar uang," ujar Dimas.Â
Beberapa kelebihan reksa dana pasar uang di antaranya adalah sangat terjangkau (cukup dengan minimal Rp10 ribu), likuid (dana yang dicairkan akan masuk ke rekening tabungan nasabah dalam waktu yang telah ditetapkan dalam prospektus), tidak ada biaya masuk dan keluar, bukan objek pajak, dan memiliki potensi imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan tabungan atau deposito.