24 Petugas Diduga Terpapar Corona, Pelni Karantina Kapal KM Lambelu

Para penumpang sedang antre turun dari kapal Pelni.
Sumber :
  • Dokumentasi Pelni.

VIVA – PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT Pelni (Persero), memberlakukan protokol dalam teknis operasionalnya di lapangan dalam upaya mencegah perluasan dan penyebaran virus corona atau Covid-19

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni, Yahya Kuncoro mengatakan, pihaknya telah melakukan karantina pada kapal KM Lambelu, sebagai bentuk tindak lanjut dari pemberlakuan 'portstay' kapal di Pelabuhan Makassar.

"Langkah ini juga diambil berdasarkan hasil pemeriksaan sampel terhadap 42 petugas kapal, dan adanya indikasi terpapar tanpa gejala pada 24 orang petugas kapal," kata Yahya dalam keterangan tertulisnya, Senin 13 April 2020.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Saat ini seluruh petugas kapal menjalani isolasi secara mandiri di atas kapal dengan jarak 2 mil dari darat, dengan pengawasan yang ketat dari manajemen dan otoritas pelabuhan serta Kantor Kesehatan Pelabuhan di Makassar. Yahya menjelaskan, sebagai perusahaan yang memberikan jasa dan pelayanan bagi publik, para petugas kapal memiliki potensi risiko terpapar yang sangat tinggi.

Mengingat, para petugas yang dalam kinerjanya memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat dan selalu bertemu serta berinteraksi dengan banyak orang, berkemungkinan besar bisa terjangkit dari para pembawa virus (carrier) karena mereka selalu berada di atas kapal.

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

Karenanya, kata dia, saat ini pihaknya juga terus melakukan peningkatan pengawasan terhadap kesehatan seluruh petugas kapal. “Dan membekali mereka dengan APD serta multivitamin sebagai upaya dalam meningkatkan imunitas para ABK tersebut,” kata dia.

Yahya menjelaskan, manajemen akan memberikan batasan ruang gerak bagi para penumpang dan meminimalisir interaksi antara petugas dengan penumpang. Karenanya, manajemen akan menerapkan kebijakan bagi penumpang, untuk diberikan akses pada deck tertentu saja.

Berkenaan dengan hal tersebut, Yahya juga menegaskan kepada seluruh otoritas di Pelabuhan untuk menerapkan protokol penanganan covid-19, sesuai arahan pemerintah.

"Kami mengharap kerja sama berbagai pihak untuk meningkatkan pengawasan terhadap penumpang. Dimulai dari screening masuknya penumpang di terminal pelabuhan sampai dengan dermaga sebagai awal dari upaya pencegahan penyebaran covid-19 di atas kapal," ujarnya.

Diketahui, sebagai bentuk antisipasi pencegahan penyebaran Covid-19, sejalan dengan kebijakan pemerintah, mulai 12 April 2020 Pelni mewajibkan seluruh penumpangnya untuk menggunakan masker selama berada diatas kapal. Pelni juga secara konsisten menjalankan pengukuran suhu tubuh bagi seluruh penumpang sebelum naik ke atas kapal.

Perusahaan juga melakukan penyemprotan disinfektan pada seluruh kapalnya secara berkala, serta menerapkan physical distancing bagi para penumpang dengan mengatur jarak antar penumpang sejauh 1-2 meter baik itu pada nomor bed maupun saat mengantre makan.

Begitu pula dengan hand sanitizer yang telah disediakan pada setiap dek penumpang, sabun cuci tangan di setiap toilet, pemberian masker bagi penumpang yang sakit di tengah perjalanan, serta memberikan imbauan mengenai kesehatan melalui pengeras suara setiap tiga jam.

Berdasarkan surat yang dikeluarkan oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut perihal Optimalisasi Operasi Kapal PSO Penumpang dan Perintis di Masa Karantina Wilayah Akibat Covid-19, Manajemen juga telah mengambil keputusan untuk menjual tiket maksimal 50 persen dari kapasitas seat terpasang untuk masing-masing kapal dan efektif sejak 4 April 2020. Hal tersebut dilakukan agar physical distancing bagi penumpang dapat terlaksana selama perjalanan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya