Ketua Dewan Guru Besar IPB Meninggal Dunia

Institut Pertanian Bogor (IPB)
Sumber :
  • Istimewa

VIVAnews - Kabar duka untuk ketiga kalinya menyelimuti kampus IPB University. Setelah dua orang dosennya meninggal dunia, hari ini, Jumat, 10 April 2020, Ketua Dewan Guru Besar IPB University, Muhammad Yusram Massijaya, wafat.

Resmikan Balai Rakyat Indonesia, BRI dan IPB University Perkuat Program Pemberdayaan Masyarakat

Meski tidak diumumkam secara resmi apa penyebabnya, namun IPB pernah menyatakan soal adanya serangkaian tes swab virus corona pada saat dosen pertama meninggal dunia.

Diberitakan VIVAnews sebelumnya, keterangan resmi yang diumumkan IPB yakni pertama seorang dosen Sekolah Bisnis barnama Aji Hermawan, meninggal dunia pada Rabu, 25 Maret 2020, pukul 03.00 dini hari di Rumah Sakit Hermina Bogor.

Mahasiswa Baru IPB Asal Bojonegoro Ditemukan Tewas Gantung Diri

Rektor IPB University, Arif Satria, mengatakan sebelum meninggal almarhum didiagnosa sakit thypus. Dalam perkembangannya telah dilakukan tes swab, tetapi hingga kini hasilnya belum keluar.

"Kita berharap hasil tes swabnya negatif," katanya dalam keterangan tertulisnya diterima VIVAnews, Rabu, 25 Maret 2020.

Alumni IPB Tanam 1.300 Pohon untuk Pulihkan Lahan dan Lestarikan Lingkungan di Bogor

Sebagai antisipasi, kata Arif, Crisis Center IPB University meminta seluruh pihak yang berkontak dengan almarhum dalam 14 hari terakhir untuk melapor ke kontak layanan Crisis Center.

"Dan melakukan karantina mandiri, hingga hasil tes swab diperoleh," katanya.

Sepekan berselang, kabar duka kedua datang lagi dari kampus pertanian itu. Rektor Arif Satria menyampaikan seorang dosen meninggal dunia.

Almarhum merupakan dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, bernama Asep Setiawan meninggal dunia pada Kamis, 2 April 2020, pukul 02.08 WIB dini hari di Rumah Sakit Azra Bogor.

"Hari ini Jumat, 10 April 2020, warga IPB University merasakan duka yang sangat mendalam atas meninggalnya Prof Dr Ir Muhammad Yusram Massijaya, MS, Ketua Dewan Guru Besar (DGB) IPB University, yang juga dosen di Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan. Prof Yusram meninggal pada 10 April 2020 pukul 05.31 WIB di Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta," kata Rektor IPB University, Arif Satria, dalam keterangannya kepada VIVAnews.

Mewakili seluruh civitas IPB, Arif menyampaikan rasa duka yang mendalam. Dia menyatakan IPB University sangat kehilangan almarhum yang merupakan salah satu putra terbaik IPB. Menurutnya, almarhum adalah pribadi yang sangat baik, selalu memberikan pemikiran-pemikiran besar untuk kemajuan institusi.

"Almarhum telah melahirkan karya-karya inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Semoga ini menjadi amal saleh. Semoga beliau husnul khotimah dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah," kata Sang Rektor lagi.

Lebih lanjut, Rektor mengatakan IPB University sudah secara maksimal mengupayakan perawatan almarhum di RSUD Cibinong dan Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto, namun Tuhan berkehendak lain. Warga IPB pun diimbau untuk mendoakan almarhum dan bagi muslim melaksanakan salat ghaib.

“Sehubungan dengan hal tersebut, dengan segala hormat dimohon keikhlasan untuk melakukan salat ghaib di rumah masing-masing untuk mendoakan almarhum. Bagi yang berkeyakinan selain Islam, mohon mendoakan Prof Yusram menurut keyakinannya masing-masing," katanya.

Muhammad Yusram Massijaya dilahirkan di Makassar, 24 November 1964. Ia lulus sebagai sarjana di Jurusan Bidang Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, IPB University, tahun 1987, lulus Magister Ilmu Perkayuan (Wood Science) IPB University pada tahun 1992.

Tahun 1997, Yusram lulus dengan menyandang gelar Ph.D (Doktor) di bidang Biomaterial Science (Wood-Based Panels/Bio- Composite), University of Tokyo, Jepang.

Selama perjalanan karirnya, ahli biokomposit ini telah membimbing mahasiswa baik program sarjana, magister maupun doktor, serta banyak berkiprah dalam berbagai penelitian yang terkait pengolahan hasil hutan, teknologi kayu lapis dan kayu lamina, komposit bukan kayu, teknologi lamina, teknologi serat dan komposit, dan lainnya.

Almarhum juga aktif berkiprah di berbagai organisasi profesi di antaranya Ketua Asosiasi Profesor Indonesia (2019-2024) dan Ketua Pengawas Majelis Dewan Guru Besar Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (April 2019-April 2020).

Beberapa buku telah ditulisnya bersama tim diantaranya: 1) Merevolusi Revolusi Hijau, Pemikiran Guru Besar IPB (buku III): Teknologi Pemanfaatan Kayu Berdiameter Kecil;  2) Bio-composite Products and Wood Market for Papua New Guinea Wood; 3) Development of Adaptation and Mitigation Model in Small Island : Lesson Learnt from Korea – Indonesia Climate Joint Project in Lombok Island; 4) Pedoman Pelaksanaan Orasi Ilmiah Guru Besar IPB; 5) Setahun Membangun Majelis Dewan Guru Besar Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Sebagai Pemikir Bangsa.

Prof Yusram juga aktif berkiprah dalam menelurkan usulan kebijakan publik berupa rekayasa sosial di antaranya: 1) Improving added value and small medium enterprises capacity in the utilization of plantation timber for furniture production in Jepara Region of Java, Indonesia; 2)Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 3) Standar Nasional Indonesia tentang kayu dan kayu lapis kayu lapis.

Atas inovasinya, Prof Yusram mendapatkan dua penghargaan dari Rektor IPB University masing-masing sebagai Innovator dan Author pada Tribute to Innovator and Author tahun 2015. Prof Yusram menjabat sebagai Ketua Dewan Guru Besar IPB University sejak tahun 2016. Ia terpilih sebagai Ketua Asosiasi Profesor Indonesia (API) Periode 2019-2024.

Proses Serah Terima Jabatan antara Suharso Monoarfa dan Rachmat Pambudy sebagai Menteri PPN/Kepala Bappenas Periode 2024-2029 di Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2024

Dari Akademisi Jadi Menteri, Simak Profil Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy

Dari Akademisi Jadi Menteri, Ini Profil Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy

img_title
VIVA.co.id
21 Oktober 2024