Sejak Wabah Corona, Angka Kematian di Indonesia Meningkat
"Sebenarnya apa yang dilakukan sekarang itu sudah masuk ke mitigasi yang "mild" [dengan diam di rumah dan social distancing]," kata Nuning Nuraini, peneliti ITB yang tergabung dalam Tim SimcovID kepada Hellena Souisa dari ABC News.
"Intinya menurut penelitian itu, mitigasi itu memperbolehkan mobilitas sekitar 50 persen penduduk. Sementara supresi hanya memperbolehkan mobilitas 10 persen penduduk," terangnya.
Nuning menjelaskan, yang masuk ke dalam strategi mitigasi adalah memindahkan kegiatan sekolah dan universitas ke jalur online, penerapan "social distancing", bekerja dari rumah, dan melarang aktivitas kelompok yang besar.
Pemodelan yang dirilis Senin (06/04) lalu memperlihatkan tiga skenario penanganan COVID-19 kondisi Indonesia.
Supplied: Nuning Nuraini
Jika intervensi mitigasi diterapkan, angka kematian diperkirakan bisa menyentuh 1,2 juta orang.
Sementara supresi adalah semua hal di dalam strategi mitigasi tadi, ditambah dengan mekanisme denda, pembatasan aktivitas warga (hanya boleh keluar rumah untuk keperluan yang esensial seperti belanja bahan makanan), dan pembatasan operasional toko, kantor, usaha yang dianggap penting.
Misalnya, hanya apotek, pasar atau supermarket, perusahaan listrik dan telekomunikasi yang boleh buka dan melayani warga.
Dengan strategi supresi, perkiraan angka kematian bisa ditekan sampai 120.000 jiwa.
Pemodelan ini diharapkan Nuning dapat membantu pemerintah untuk menerbitkan kebijakan yang berbasis keilmuan, karena di balik angka kematian ada ayah, ibu, kakak, adik, anak, dan keluarga yang kehilangan.
Ikuti perkembangan terkini soal pandemi virus corona di Australia hanya di ABC Indonesia