PHRI Sumbar: 2.500 Karyawan Hotel Dirumahkan karena Covid-19
VIVA – Pariwisata menjadi salah satu sektor yang terkena dampak parah wabah Corona Covid-19. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Barat Alan Maulana Yusran menyebut Covid-19 memukul telak sektor pariwisata di ranah minang.
Menurutnya, sebanyak 2.500 karyawan yang bekerja di beberapa hotel terpaksa harus dirumahkan. Bahkan, sebagian dari mereka dirumahkan tanpa dibayar.
“Dampak daripada Covid-19 ini, sangat dirasa oleh para pelaku wisata. Sekitar 2.500 karyawan hotel menurut catatan kita terpaksa harus dirumahkan,” kata Alan di Padang, Rabu 8 April 2020.
Selain itu, kata dia, sebanyak 26 hotel yang di bawah naungan PHRI Sumatera Barat, juga terpaksa harus tutup untuk sementara waktu. Alasannya tak mampu membiayai operasional.
Maka itu, agar tak berdampak terlalu besar, PHRI berharap pemerintah dapat memberikan stimulus yang nyata terhadap hotel dan restoran yang terdampak.
“Sehingga, beban biaya selama masa tanggap darurat ini bisa diminimalisir. Stimulus itu, bisa dalam bentuk keringanan pembayaran pajak bumi dan pajak bangunan maupun, pembayaran listrik," jelasnya.
Menurut dia, stimulus bantuan tersebut sangat membantu pengusaha hotel dan restoran. Ia berharap solusi jangan cuma menghapus pajak hotel dan restoran.
"Tapi, kalau yang dipotong adalah pajak hotel dan restoran, sama saja tidak ada arti. Karena biasanya pajak tersebut dibebankan kepada tamu,” ujar Alan.
Lebih lanjut, Alan mengatakan, dampak Covid-19 sangat dirasakan rekan-rekan yang selama ini berprofesi sebagai pemandu wisata. Mereka disebut sudah tak beraktifitas lagi karena tidak ada job dari agen-agen travel.
"Kita prediksi pariwisata Sumbar ini akan mengalami masa resesi yang panjang. Karena, sulit untuk memprediksi kapan wabah Covid-19 ini berakhir," sebutnya.